MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA—Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah, Prof. Syamsul Anwar menjelaskan bahwa, Al Islam dan Kemuhammadiyah merupakan satu – kesatuan.
Artinya meski secara penormaan ada kata sambung ‘dan’, tetapi Al Islam dan Kemuhammadiyah merupakan satu frasa dalam satu tarikan nafas. Demikian disampaikan Prof. Syamsul pada, Selasa (19/4) di acara Pengajian Ramadan 1443 H Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Al Islam dan Kemuhammadiyahan yang disingkat dengan AIK dalam arti luas adalah keseluruhan ajaran Islam yang meliputi aqidah, akhlak, ibadah dan muamalat duniawiyah yang bersumber Al Qur’an dan Sunnah Nabi Muhammad sebagaimana dipahami dan diimplementasikan oleh Muhammadiyah dalam gerakannya.
Muhammadiyah, kata Syamsul, bukan semata-mata suatu perkumpulan orang, melainkan perkumpulan orang yang memiliki dan memperjuangkan cita-cita tertentu di dalam sebuah organisasi.
Dalam konteks Perguruan Tinggi Muhammadiyah – ‘Aisyiyah (PTMA) Syamsul menyebut bahwa AIK memiliki tiga dimensi, pertama AIK sebagai materi pembelajaran, sehingga ada mata kuliah AIK dan ada dosen atau pendidikan yang mengajarkannya.
Kedua, AIK sebagai nilai atau sebagai kerangka rujukan perilaku sehari-hari dan sebagai kerangka rujukan perilaku akademik. AIK bisa dimasukkan di segala mata kuliah yang diajarkan kepada seluruh mahasiswa PTMA.
“AIK harus dicerminkan misalnya dalam pengelolaan kampus, jadi kampus itu dikelola berbasis AIK. Baik dalam pengelolaan fisik kampus, manajerial kampus, maupun substansi kampus itu sendiri sebagai lembaga pendidikan dan pengembangan keilmuan,” tuturnya.
Sebagai kerangka rujukan perilaku sehari-hari, maka AIK berkonsekuensi terhadap perilaku civitas akademik universitas atau lembaga pendidikan Muhammadiyah lain untuk berlaku sebagaimana ajaran AIK termasuk di luar lingkungan kampus.
Sementara itu terkait dengan AIK sebagai kerangka rujukan perilaku akademik, kata Syamsul, merupakan bagian dari dharma pertama tentang pendidikan dan dharma ketiga tentang penelitian dan pengembangan ilmu.
“Dalam proses pendidikan dan pengajaran, AIK ini harus diinternalisasikan kepada kita semua dan kepada mahasiswa”. Ungkapnya.
Ketiga, AIK sebagai modal pengabdian kepada masyarakat. Artinya AIK ini menjadi bagian dari catur dharma yang dimiliki oleh PTMA. Catur dharma PTMA ini menjadi pembeda dengan perguruan tinggi lain yang hanya tri dharma.