MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA– Perluasan kemanfaatan melintas batas, Pimpinan Pusat (PP) ‘Aisyiyah difasilitasi oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Phnom Penh, Kamboja bangun kerjasama untuk pengembangan potensi, pemberdayaan, dan bantuan pengembangan diri perempuan muslim di Kamboja.
Sekretaris PP ‘Aisyiyah, Tri Hastuti Nur menuturkan kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari kerjasama yang dibangun dengan KBRI Phnom Penh beberapa waktu lalu. Sebagaimana disampaikan Ketua Umum PP ‘Aisyiyah waktu itu, bahwa Muhammadiyah termasuk ‘Aisyiyah di dalamnya siap memberikan manfaat yang bisa diraskan oleh semua, atau inklsif.
Dalam pertemuan yang dilakukan secara daring dengan orgnanisasi/komunitas muslim di Kamboja pada (5/12), Tri menyebut bahwa ‘Aisyiyah terus mempromosikan nilia-nilai Islam Berkemajuan, penghargaan dan pemuliaan atas perempuan, relasi yang setara antara laki-laki dan perempuan.
“Agama menjadi landasan berbuat baik dan memuliakan manusia, menolong kelompok yang terpinggirkan, saling membantu dan bekerjasama mengatasi masalah-masalah kemanusiaan,” tuturnya.
Serial diskusi ini sekaligus dimanfaatkan sebagai ajang promosi pandangan keagamaan yang moderat sebagaimana yang diikuti oleh Muhammadiyah, termasuk ‘Aisyiyah di dalamnya. Dalam serial diskusi yang digelar pada 5 dan 12 Desember 2021 ini akan mencakup beberapa materi, yang secara garis besar tentang ibadah dan muammalah.
“Menolong kelompok yang terpinggrikan, saling membantu dan bekerjasama menyelesaikan masalah kemanusiaan seperti pencegahan stunting dan pencegahan perkawinan anak (usia dini),” imbuhnya.
Program kerjasama lintas negara antara PP ‘Aisyiyah dengan Komunitas Muslim Kamboja, yang difasilitasi oleh KBRI Phnom Penh dimulai sejak tahun 2020. Sementara itu, Ketua PP ‘Aisyiyah Shoimah Kastolani menyebut kerjasama lintas batas ini merupakan bentuk konkrit usaha internasionalisasi Muhammadiyah.
Menurutnya, saat ini jarak bukan lagi sebuah halangan untuk saling mengenal, saling membantu, dan saling berkolaborasi, termasuk saling bertukar gagasan. Sebab masalah jarak telah dimediasi oleh kemajuan teknologi, yakni melalui pemanfaatan media digital yang menembus ruang dan waktu.
Terkait dengan materi pada serial diskusi ini, Shoim menemukan ada semangat yang menggiring umat Islam bahwa ibadah bukan hanya urusan vertikal semata, tapi harus diimplementasikan dalam aksi nyata kepada sesama.
“Ada semangat mengimplementasikan ibadah dalam kegiatan kemanusiaan, dalam ber ta’awun dan peningkatan derajat kemanusiaan”. Tandasnya.
Hits: 2