MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA— Dalam dunia pertanian, petani menjadi pahlawan tanpa tanda jasa yang harus berhadapan dengan berbagai risiko. Mereka tidak hanya tergantung pada cuaca yang tak terduga, tetapi juga harus berurusan dengan ancaman hama, pemilihan pupuk yang tepat, dan bencana alam yang tak terduga. Kehidupan petani seperti berjalan di atas tali tipis, di antara keberhasilan dan kegagalan yang bisa datang kapan saja.
Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Gunawan Budiyanto mengatakan bahwa profesi pertanian telah menjadi suatu bidang yang begitu kompleks sehingga banyak orang enggan terjun ke dalamnya. Kesulitan menghadapi berbagai faktor tersebut membuat orang-orang memilih untuk menghindari menjadi petani. Namun, di balik kompleksitas itu, ada sekelompok individu yang dengan tekun melibatkan diri dalam mendukung para petani.
“Menjadi seorang petani ini hidup dalam banyak risiko. Makanya tidak banyak orang yang ingin jadi petani. Siapa yang jadi petani patut kita apresiasi,” ucap Gunawan dalam Seminar Nasional Fikih Kedaulatan Pangan di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada Sabtu (16/12).
Menurut Gunawan, Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Pimpinan Pusat Muhammadiyah merupakan salah satu kekuatan yang turut menyokong para petani. Dengan pendampingan dan bimbingan yang mereka berikan, Majelis ini memberikan apresiasi dan penghargaan kepada para petani yang gigih menghadapi tantangan. Kehadiran mereka menjadi sorotan positif di tengah ketidakpastian yang dihadapi oleh para petani.
Tak hanya itu, kelompok-kelompok dengan orientasi politik tertentu juga terlibat dalam upaya mendukung para petani. Sebagian besar kalangan petani mendapat dukungan dari orang-orang yang memiliki pandangan komunis. Mereka dikenal sebagai sosok yang sangat peduli terhadap aspek pertanian. Dalam persaingan untuk kebaikan, mereka menjadi sosok yang memberikan perhatian dan upaya konkret untuk memajukan profesi petani.
Meskipun demikian, Muhammadiyah sebagai lembaga berbasis keagamaan dan sosial, tidak boleh kalah dalam perlombaan kebaikan. Mereka perlu terus meningkatkan upaya mereka untuk memberdayakan petani agar dapat menghadapi tantangan dengan lebih baik. Dalam menghadapi kompleksitas profesi pertanian, persatuan dan dukungan dari berbagai kalangan, termasuk lembaga keagamaan, sangat dibutuhkan.
“Kenapa partai komunis begitu populer di kalangan petani, karena mereka begitu peduli. Muhammadiyah tidak boleh kalah dari mereka,” ucap pakar pertanahan ini.
Dengan demikian, pendampingan yang diberikan oleh Majelis Pemberdayaan Masyarakat Pimpinan Pusat Muhammadiyah menjadi langkah positif yang patut diapresiasi. Sebagai suatu kesatuan, kita perlu menghargai upaya semua pihak yang berperan dalam menjaga dan memajukan sektor pertanian, karena tanpa mereka, masyarakat tidak akan dapat menikmati hasil pertanian yang melimpah.