MUHAMMADIYAH.OR.ID, SOLOK – Kolaborasi antara Lazismu dengan Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) RI rampungkan bantuan pembangunan 9 unit kelas di Cupak Islamic Boarding School (CIBS), Solok Sumatra Barat (Sumbar) senilai Rp. 1,5 miliar.
Dalam siaran pers yang diterima redaksi muhammadiyah.or.id pada (27/12), disebutkan bahwa pembangunan 9 unit kelas dilakukan sejak 16 Agustus sampai 23 November 2023, kemudian diserahterimakan pada Jumat (22/12/2023).
Wakil Ketua Badan Pengurus Lazismu PP Muhammadiyah, Erni Juliana Al Hasanah menyampaikan, bantuan ini menjadi sebuah kehormatan bagi Lazismu. Sebab Lazismu bisa terus berperan untuk dunia pendidikan, terutama dengan BPKH.
Selain itu, pembangunan sarana pendidikan di Kabupaten Solok menurutnya adalah bagian dari kesadaran sejarah. Di mana dari wilayah ini banyak melahirkan tokoh-tokoh besar, dan telah sejak lama dikenal sebagai pusat pendidikan.
Setelah rampungnya pembangunan sembilan ruang kelas di CIBS, lanjut Erni, dapat menjadi momentum untuk menghidupkan kembali basis-basis pendidikan Islam. Ke depan, dari sini diharapkan akan lahir tokoh masa depan.
“Terima kasih BPKH dan Dra. Delmeria yang terus hadir untuk mendorong kemajuan pendidikan dan umat. Semoga bermanfaat untuk masyarakat luas, khususnya bagi Kabupaten Solok dan Sumatra Barat,” ungkapnya.
Sementara itu, Plt, Deputi Kesekretariatan Badan dan Kemaslahatan BPKH RI, Ahmad Zaky menyampaikan terima kasih kepada Muhammadiyah, khususnya Lazismu sebagai rekan kolaboratif untuk memajukan pendidikan anak bangsa.
Menurut Zaky, pendidikan merupakan investasi jangka panjang. Pembangunan ruang kelas CIBS, imbuhnya, menjadi bagian merawat tradisi pendidikan agama yang dimiliki oleh masyarakat Sumatra Barat.
“Dana pembangunan sekolah ini berasal dari umat dan dikembalikan dalam program kemaslahatan yang dikelola oleh BPKH bersama mitra kemaslahatan. Terima kasih juga kepada Lazismu yang menjadi mitra Program Kemaslahatan BPKH,” katanya.
Rasa syukur dan ucapan terima kasih juga disampaikan oleh Wali Nagari Cupak, Fatmi bahar yang telah lama memimpikan sekolah berbasis agama yang unggul di daerahnya. CIBS sendiri rintisannya telah dimulai sejak 2004 lalu.
Dia berharap setelah diserahterimakan, ruang kelas bisa segera digunakan oleh para peserta didik. Ke depan, masih banyak fasilitas yang perlu dilengkapi. Oleh karena itu dia meminta dukungan dari semua pihak dalam penyelenggaraan pendidikan unggul berbasis agama ini.
