MUHAMMADIYAH.OR.ID, SURAKARTA – Globalisasi yang berlari begitu cepat berpengaruh di banyak sendi kehidupan masyarakat dunia, termasuk ekonomi. Akan tetapi angka kemiskinan di dunia dan Indonesia masih belum bisa dientaskan.
Paparan tersebut disampaikan oleh Ketua Majelis Dikti Litbang PP Muhammadiyah, Prof. Bambang Setiadji pada (5/12) The 9th International Summit on Science, Technology, Humanity (ISETH) Tahun 2023, yang diselenggarakan Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS).
Guru Besar Ekonomi Pembangunan ini menuturkan, meski globalisasi berlari dan merubah dunia dengan signifikan, akan tetapi angka kemiskinan masih menjulang. Dunia, bahkan Indonesia menurut Bambang perlu untuk belajar dari Cina.
Cina menurutnya bisa dijadikan teladan untuk transformasi ekonomi. Bahkan tidak hanya bidang ekonomi, Cina dengan luas negara yang besar, dan populasi masyarakatnya juga bertransformasi yang nyari susah untuk ditiru oleh negara lain.
“Ini tidak lepas dari ekonomi digital, yang menjadi tempat berkembangnya monopoli dan oligarki karena pengguna tidak terbatas dan biaya marjinal mendekati nol,” tambahnya.
Karena tidak dapat menjiplak secara penuh proses transformasi Cina, akan tetapi menurut Bambang Indonesia perlu untuk merumuskan kebijakan strategis. Kebijakan bisa fokus pada pangan dan teknologi untuk mengimbangi pertumbuhan demografi.
“Yaitu dengan menerapkan konsep ‘Kecil itu Indah’: Menyederhanakan konsumsi agar selaras dengan kemampuan jutaan Small & Medium-Sized Enterprises (SMES) atau yang biasa dikenal sebagai Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang mendukung digita,” tutrunya.
Bambang menjelaskan, dengan mengurangi permintaan barang dan jasa mewah yang tidak perlu, seperti telepon seluler dan fashion kelas atas, serta memilih alternatif yang lebih murah namun fungsional, maka UMKM dapat berpartisipasi secara lebih luas.
“Pendekatan ini dapat meningkatkan kesempatan kerja, mengurangi pengangguran, meningkatkan ketahanan perekonomian, dan yang terpenting, menciptakan perekonomian global yang lebih egaliter dan sejahtera,” tegas Ketua Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah itu.