MUHAMMADIYAH.OR.ID, JEMBER – Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Saad Ibrahim menuturkan, perhatian yang dimiliki Kiai Haji Ahmad Dahlan kepada ilmu alam dan apresiasinya terhadap sains karena pemahaman pendiri Muhammadiyah terhadap Al Qur’an dan Hadis.
Kiai Saad mencontohkan, perhatian dan apresiasi Kiai Ahmad Dahlan terhadap ilmu alam dan sains ialah dengan sejarah meluruskan kiblat Masjid Gedhe Kauman dengan ilmu falak, serta pendirian sekolah bagi anak-anak di Kampung Kauman yang mengintegrasikan model pendidikan umum dan agama.
“Maka kalau ini kita proyeksikan menjadi bagian penting untuk dunia pendidikan kita, dan ini salah satu kebijakan PP memang ke arah seperti itu. Maka perguruan tinggi kita harus berbasis pesantren, dan kita arahkan pesantren kita itu yang berbasis perguruan tinggi,” kata Kiai Saad pada (1/12) dalam Pelantikan Unmuh Jember.
Apresiasi Muhammadiyah terhadap dunia sains, menurutnya, terinspirasi dari Surat Al ‘Alaq ayat 1. Kiai Saad menjelaskan, dalam membangun literasi untuk kebaikan peradaban suatu bangsa, harus dimulai dari pengikraran dengan menyebut nama Allah.
“Dunia literasi harus berbasis nusus (Al Qur’an dan Hadis), dan nusus itu tadi diselesaikan dalam konteks Kiai Ahmad Dahlan melalui pondok pesantren, dan melanjutkan ke Haramain,” katanya.
Model penguasaan nusus baru kemudian literasi ini juga dilakukan oleh generasi awal umat Islam. Menurut Kiai Saad, masuknya literasi dari Filsafat Yunani ke dunia Islam tidak mengubah suatu yang fundamental di Islam, sebab penguasaan terhadap nusus sudah menjadi fondasi umat Islam.
Kiai Saad menegaskan, termasuk kejayaan yang berhasil diraih oleh Islam di abad pertengahan juga disebabkan oleh penguasaan terhadap nusus yang kuat. Termasuk lahirnya ilmuwan muslim yang menjadi ikon keilmuan internasional juga lahir dari kuatnya tradisi penguasaan nusus.
Dia berharap dengan penguasaan dan pengkayaan tradisi nusus tersebut oleh Perguruan Tinggi Muhammadiyah-’Aisyiyah (PTMA) bisa melahirkan ilmuwan-ilmuwan yang komplit – memiliki penguasaan terhadap ilmu-ilmu Al Qur’an dan Hadis, sekaligus memiliki penguasaan terhadap ilmu-ilmu umum.
Pengintegrasian antara penguasaan nusus dan literasi umum juga ikhtiar untuk melestarikan tradisi keilmuan yang dimiliki oleh Kiai Ahmad Dahlan. PTMA yang menjalankan model keilmuan tersebut, Muhammadiyah memiliki sanadnya melalui Kiai Ahmad Dahlan.