MUHAMMADIYAH.OR.ID, LOMBOK—Majelis Tarjih dan Tajdid (MTT) PP Muhammadiyah kembali menyelenggarakan Seminar dan Sosialisasi Kalender Hijriah Global Terpadu/Tunggal (KHGT). Setelah sebelumnya sukses menggandeng Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara di Regional Sumatera, pada Jumat-Sabtu (01-02/11), Majelis Tarjih menjalin kerjasama dengan Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT), Nusa Tenggara Barat (NTB).
Dalam Sesi Pembukaan, Rektor UMMAT Abdul Wahab yang diwakili oleh Wakil Rektor IV Zaenuddin menyampaikan rasa terima kasih kepada Majelis Tarjih atas kepercayaan untuk menjadi tuan rumah acara yang dianggap sangat penting ini. “Terima kasih atas kepercayaannya, mohon maaf apabila terdapat kesalahan,” ucapnya.
Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Nusa Tenggara Barat, Falahuddin menggarisbawahi posisi strategis Majelis Tarjih di Muhammadiyah, sebagai pemberi panduan tentang halal-haram dan bid’ah dalam keyakinan umat. Falahuddin menekankan perlunya pemahaman yang lebih baik terkait karakteristik Muhammadiyah dalam memahami dan mengamalkan ajaran Islam.
Penjabat Gubernur NTB, diwakili oleh Pelaksana Harian Asisten Gubernur Bidang Pemerintahan dan Kesra, Lalu Hamdi, memberikan dukungan pada Muhammadiyah untuk mewujudkan Kalender Hijriah Global Terpadu/Tunggal di kalangan umat Islam, baik di Indonesia maupun dunia. Hamdi menegaskan pentingnya kesatuan umat dan mengajak semua pihak untuk bersama-sama berkomitmen dalam memahami dan mengimplementasikan kalender ini, demi menciptakan harmoni dan kerukunan di tengah masyarakat.
Ketua PP Muhammadiyah Syamsul Anwar dalam sambutannya kembali menegaskan keputusan Muhammadiyah untuk menggunakan Kalender Hijriah Global Tunggal. Keputusan ini pertama kali diambil dalam Muktamar Muhammadiyah ke-47 di Makassar tahun 2015 dan diulang kembali dalam Risalah Islam Berkemajuan sebagai keputusan Muktamar Muhammadiyah ke-48 di Surakarta tahun 2022.
Syamsul Anwar menjelaskan bahwa acara sosialisasi ini diadakan agar seluruh umat memahami penggunaan Kalender Hijriah Global Tunggal, sesuai dengan arahan Organisasi Konferensi Islam (OKI) yang menekankan perlunya pembaharuan Islam dan upaya membangun citra positif umat Islam di dunia.
Syamsul Anwar mengakui bahwa implementasi Kalender Hijriah Global Tunggal adalah tugas berat bagi Majelis Tarjih, namun ia mengajak untuk melihat hal ini sebagai tantangan yang sejalan dengan perjuangan sejarah, seperti perjuangan KH Ahmad Dahlan yang awalnya dihadapi tantangan ketika berusaha meluruskan arah kiblat di Masjid Gedhe Kauman.
Meskipun mungkin belum banyak yang menerima Kalender Hijriah Global Tunggal saat ini, ia berharap bahwa seiring waktu, pemahaman ini akan diterima dan diakui oleh umat Islam secara luas, sebagaimana perjuangan Dahlan yang pada akhirnya diterima oleh masyarakat.
Setelah menyampaikan sambutannya, Syamsul kemudian membuka acara Seminar dan Sosialisasi Kalender Hijriah Global Terpadu/Tunggal secara resmi.