MUHAMMADIYAH.OR.ID, MADRID—Duta Besar Republik Indonesia untuk Spanyol, Muhammad Najib, mendukung sikap politik Muhammadiyah yang menjunjung netralitas aktif dalam menghadapi Pemilu 2024. Ia mendorong Muhammadiyah untuk memainkan peran sebagai bapak bangsa, bertindak sebagai penjaga demokrasi tanah air.
Dalam sebuah siaran di kanal YouTube dengan tema “Muhammadiyah Bergerak dari Orientasi Kuantitas Menuju Kualitas” pada Ahad (26/11), Najib menegaskan bahwa kunci menjadi bapak bangsa adalah dengan tetap netral dan tidak memihak kepada kekuatan politik tertentu atau pasangan calon presiden-wakil presiden tertentu.
“Syarat untuk bisa menjadi bapak bangsa, harus netral, tidak berpihak oleh salah satu kekuatan politik, tidak berpihak pada pasangan capres-cawapres tertentu,” kata Najib.
Dalam situasi politik yang semakin memanas, Najib menyatakan bahwa Muhammadiyah, sebagai bapak bangsa, memiliki tanggung jawab untuk meredam ketegangan dan bukan memihak pada kandidat tertentu. Ia menekankan bahwa jika terjadi persaingan yang berlebihan, Muhammadiyah harus turun tangan untuk meredamnya dan berperan sebagai penengah konflik.
“Jika terjadi kompetisi yang mulai memanas, melebihi kewajaran, nah Muhammadiyah harus turun, dalam arti bagaimana meredam. Kalau terjadi konflik, bagaimana Muhammadiyah mendamaikan, karena di situlah peran yang sebenarnya persyarikatan,” kata Najib.
Duta Besar Najib juga mengingatkan pentingnya menjaga martabat pemilu dan persaingan politik agar tidak merusak nilai-nilai demokrasi. Ia menyoroti perlunya pengendalian dan pengawasan terhadap persaingan antar partai politik, calon legislatif, dan calon presiden-wakil presiden. Menurutnya, ini merupakan bagian integral dari siklus demokrasi lima tahunan.
“Penting sekali, dalam masa ini saya ulang-ulang karena persaingan antar partai politik, persaingan antara caleg, persaingan antara capres-cawapres, itu bagian dari kehidupan demokrasi lima tahunan. Nah karena itu, harus dikontrol, harus dikendalikan,” ujar Najib.
Pentingnya Muhammadiyah sebagai kekuatan penyeimbang dan penengah dalam menghadapi situasi politik yang penuh ketegangan menjadi sorotan dalam pandangan Najib. Ia menekankan bahwa partisipasi Muhammadiyah dalam membangun kehidupan berbangsa dan bernegara harus selaras dengan tujuan awalnya, yaitu meningkatkan kesejahteraan rakyat dan memajukan negara tanpa mengorbankan integritas dan netralitas.