MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA—Tentang keutamaan membaca surah Yasin, ada beberapa hadis yang ditemukan, antara lain:
1. Membaca surah Yasin ibarat membaca Al-Qur’an seluruhnya sebanyak 10 kali.
“Dari Anas (diriwayatkan) Nabi saw bersabda: Sesungguhnya setiap sesuatu memiliki hati, dan hatinya Al-Qur`an adalah surah Yasin, barangsiapa membaca surah Yasin, maka Allah akan mencatat baginya (pahala) seperti membaca seluruh Al-Qur`an sepuluh kali atas bacaannya” [H.R. at-Tirmidzi No. 2812].
Menurut at-Tirmidzi hadis ini adalah garib, yang tidak diketahui kecuali dari hadis Humaid bin Abdurrahman. Sedangkan di Bashrah, orang-orang tidak mengetahuinya dari hadis Qatadah kecuali dari jalur ini. Dalam sanadnya terdapat seorang perawi yang bernama Harun Abu Muhammad yang merupakan seorang syaikh yang majhul (tidak diketahui).
2. Membaca Yasin di sisi mayit akan diringankan ketika sakratulmaut.
“Telah menceritakan kepada kami Abu al-Mugirah, telah menceritakan kepada kami Safwan, telah bercerita kepadaku beberapa orang syaikh, mereka menghadiri Gudaif al-Haris ats-Tsumali tatkala kekuatan fisiknya telah melemah, lalu berkata; Maukah salah seorang di antara kalian membacakan surah Yasin? Lalu Salih bin Syuraih as-Sakuni membacanya, tatkala sampai pada ayat yang ke empat puluh, Gudaif al-Haris ats-Tsumali wafat. (Safwan r.a.) berkata; Beberapa syaikh tadi berkata; Jika hal itu dibacakan di sisi mayit, maka akan diringankannya. Safwan berkata; ‘Isa bin al-Mu’tamir membacakan di sisi Ma’bad” [H.R.Ahmad No. 16355].
Asy-Syaikh Syu’aib Arnauth dalam Ta‘liq Musnad Ahmad berpendapat bahwa atsar ini sanadnya hasan karena di situ tidak disebutkan nama al-Masyaikh. Al-Hafiz dalam al-Ishabah (biografi Gudaif) telah menghasankan sanadnya, kemudian sisa perawi lainnya adalah tsiqah, para perawi kitab sahih selain Gudaif yang hanya diriwayatkan oleh pemilik kitab Sunan selain Imam at-Tirmidzi.
Shalih bin Syuraih as-Sakuuniy salah satu masyaikh yang meriwayatkan dari Gudaif , disebutkan dalam kitab ats-Tsiqat oleh Imam Ibnu Hibban, namun Imam Abu Zur’ah dalam Jarh Wa Ta’dil menilainya majhul, begitu juga Imam al-Bukhari tidak memberikan jarh maupun ta’dil kepadanya. Abu al-Mugirah adalah Abdul Quduud ibnul Hajjaaj al-Haulaaniy. Safwan adalah Ibnu ‘Amr as-Sukusikiy. Imam Ibnu Sa’ad meriwayatkannya dari Abul Yaman dari Safwan dengan sanad ini.
Imam al-Albani dalam “Irwaul Galil” menegaskan juga kesahihan atsar ini, kata beliau: ini sanadnya sahih sampai kepada Gudaif ibnu al-Harits, semua perawinya tsiqah selain para masyaikh yang tidak disebutkan namanya satu per satu, maka mereka semuanya majhul, namun kemajhulan mereka dikuatkan dengan banyaknya jumlah mereka terlebih lagi mereka adalah para Tabi’in.
Jadi, riwayat yang tsabit terkait keutamaan khusus surah Yasin hanya berasal dari atsar yang mauquf, yang merupakan ijtihad pribadi seorang sahabat Nabi saw.
3. Orang yang membaca yasin akan diampuni dosanya.
“Dari Ma’qil bin Yasar (diriwayatkan) Rasulullah saw bersabda: al-Baqarah adalah surah Al-Qur’an berkedudukan tertinggi dan puncaknya. Delapan puluh Malaikat turun menyertai masing-masing ayatnya. Laa ilaha illaahu al-hayyul qayyum di bawah ‘Arsy, lalu ia digabungkan dengannya, atau digabungkan dengan surah al-Baqarah. Sedangkan Yasin adalah hati AlQur’an. Tidaklah seseorang membacanya, sedang ia mengharap (rida) Allah tabaraka wa ta’ala dan akhirat, melainkan dosanya akan di ampuni. Bacakanlah surah tersebut terhadap orang-orang yang mati di antara kalian” [H.R. Ahmad No. 19415].
Hadis ini diriwayatkan dari jalan Mu’tamir dari ayahnya dari seseorang, dari ayahnya, dari Ma’qil bin Yasar. Dari jalur sanad ke-1 terdapat Ma’qil bin Yasar bin Abdullah (dari kalangan sahabat) – nama tidak diketahui – Sulaiman bin Thurkhan (tsiqah) – Mu’tamir bin Sulaiman bin Turkhan (majhul/tidak dapat dipercaya) – Muhammad bin al-Fadlal (tsiqah hafiz). Pada sanad hadis ini ada tiga orang perawi yang majhul (tidak diketahui nama dan keadaannya). Jadi hadis ini termasuk hadis daif dan tidak dapat dijadikan hujah.
4. Orang yang membaca surat yasin pada malam hari akan diampuni dosanya.
“Dari al-Hasan (diriwayatkan), barangsiapa yang membaca surah Yasin pada malam hari karena mengharap wajah Allah atau mengharap keridaan Allah niscaya ia akan diampuni. Ia berkata lagi; Telah sampai berita kepadaku bahwa surah itu menyamai Al-Qur’an seluruhnya” [H.R. ad-Darimi No. 3281.
Dari jalur sanad ke-1 terdapat al-Hasan bin Abi al-Hasan Yasar (tsiqah) – nama tidak diketahui – Sulaiman bin Thurkhan (tsiqah) – Mu’tamir bin Sulaiman bin Thurkhan (majhul) – Musa bin Khalid (tsiqah). Dalam sanad hadis ini ada perawi yang tidak diketahui namanya dan ada perawi yang majhul. Untuk itu, hadis ini tidak dapat dijadikan hujah.
5. Orang yang membaca surah Yasin ibarat membaca Al-Qur’an sebanyak 10 kali.
“Dari Anas (diriwayatkan), Rasulullah saw bersabda: Sesungguhnya setiap sesuatu memiliki hati dan sesungguhnya hati Al-Qur’an adalah surah Yasin. Barangsiapa yang membacanya, maka ia seakan-akan telah membaca Al-Qur’an sebanyak sepuluh kali” [H.R. ad-Darimi No. 3282].
At-Tirmidzi meriwayatkannya dan berkata: Hadis garib asing, kami tidak mengetahuinya kecuali dari hadis Humaid bin Abdurrahman, dan di Bashrah, mereka tidak mengetahuinya dari hadis Qatadah kecuali dari sisi ini, sedangkan Harun Abu Muhammad seorang syaikh yang tidak dikenal. Hadis ini diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dan ad-Darimi. Hadis ini dinilai palsu oleh Syaikh al-Albani.
6. Orang yang membaca yasin di siang hari akan terpenuhi kebutuhannya.
”Dari ‘Atha` bin Abu Rabah (diriwayatkan), telah sampai berita kepadaku bahwa Rasulullah saw bersabda: Barangsiapa yang membaca surah Yasin pada awal siang niscaya akan terpenuhi semua kebutuhannya” [H.R. ad-Darimi No. 3284].
Sanad dalam hadis ini yaitu Atha’ bin Abi Rabbah (tsiqah) – Muhammad Bin Juhadah (tsiqah) – Ziyad bin Khaitsamah (tsiqah) – Syuja’ bin al-Walid bin Qais (buruk hapalannya) – al-Walid bin Syuja’ bin al-Walid (tsiqah). Semua perawi dalam hadis ini tsiqah kecuali Syuja’ bin al-Walid bin Qais yang buruk hapalannya.
7. Orang yang membaca surah Yasin akan dimudahkan urusannya.
“Ibnu Abbas berkata (diriwayatkan), barangsiapa yang membaca surah Yasin ketika berada di waktu pagi niscaya diberikan kepadanya kemudahan hari itu hingga ia berada di waktu sore, dan barangsiapa yang membacanya pada awal malam niscaya diberikan kepadanya kemudahan malam itu hingga ia berada di waktu pagi” [H.R. ad-Darimi No. 3285].
Sanad dalam hadis di atas yaitu Abdullah bin ‘Abbas bin ‘Abdul Muthalib bin Hasyim (Sahabat) – Syahar bin Hawsyab (buruk hapalannya) – Rasyid bin Najih (buruk hapalannya) – Abdul Wahhab bin ‘Abdul Majid bin ash-Shalti (tsiqah) – Amru bin Zurarah bin Waqid (tsiqah).
8. Orang yang membaca surah Yasin di malam Jumat akan diampuni dosanya.
“Dari Abu Hurairah (diriwayatkan) Rasulullah saw bersabda, barangsiapa di malam Jumat membaca ad-Dukhan dan Yasin, maka ia diampuni di pagi harinya” [H.R. al-Baihaqi No. 2248 dalam kitab Syu’ab al-Iman].
Hadis tersebut tergolong sebagai hadis daif dan termasuk hadis yang bermasalah, karena di dalam rangkaian sanadnya terdapat seorang perawi yang benama Hisyam bin Ziyad dari generasi tabiut-tabiin yang menurut Ibnu Hajar al-Atsqalani dia itu adalah perawi yang matruk (perawi yang tersangat daif dan tidak diambil hasilnya), dan banyak ulama yang menyatakan kedaifannya. Sedangkan menurut az-Zahabi Hisyam bin Ziyad itu lemah. Dari rangkaian para perawi di atas, Hisyam bin Ziyad adalah sosok yang bermasalah di kalangan ulama hadis.
Demikian beberapa contoh hadis tentang membaca surah Yasin beserta keutamaannya. Sebenarnya masih ada beberapa hadis lain yang menjelaskan tentang membaca surah Yasin, tetapi hadis yang spesifik membahas tentang membaca surat Yasin di malam Jumat, termasuk dalam hadis yang bermasalah sehingga hadis tersebut tidak dapat dijadikan hujah. Jadi, surah Yasin boleh dibaca setiap malam termasuk malam Jumat, namun tidak boleh dikhususkan malam Jumat saja, begitu pula surah yang lain.