MUHAMMADIYAH.OR.ID, PEMALANG – Untuk mewujudkan kebangkitan ekonomi umat, Baitut Tamwil Muhammadiyah (BTM) sebagai gerakan keuangan mikro di lingkungan Persyarikatan memerlukan partisipasi dan dukungan aktif dari seluruh warga Muhammadiyah.
Ikhtiar yang ditempuh BTM salah satunya adalah menciptakan sistem sirkulasi ekonomi ekslusif atau close loop economy.
Karena itu, semakin banyak warga Muhammadiyah ataupun Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) yang masuk dalam daftar keanggotaan dan memanfaatkan fasilitas pelayanan BTM, maka mimpi besar membangkitkan ekonomi umat akan lebih mudah terwujud.
Dalam acara Rapat Anggota Tahunan (RAT) Pusat BTM Jawa Tengah XIX Tahun Buku 2021, Rabu (30/3) di Pemalang, Jawa Tengah, Ketua Induk BTM, Achmad Suud menyampaikan ide di atas. Untuk itu, Suud berharap sinergitas ekonomi antara BTM dengan berbagai AUM semakin terjalin.
Apalagi selama ini imbalan tabungan milik warga Muhammadiyah maupun AUM diberbagai lembaga keuangan dinilai Suud tidak menguntungkan karena memiliki margin bagi hasil yang relatif besar.
Hal ini menurutnya tidak akan terjadi jika dana warga Muhammadiyah ataupun dana AUM ditempatkan di BTM. Lebih lanjut, kebutuhan pembiayaan mereka pun dapat dikerjasamakan dan dibiayai oleh BTM.
“Dengan demikian, spread atau selisih margin simpanan dan pembiayaan tidak akan jatuh kepada pihak lain, melainkan akan kembali masuk ke kantong Muhammadiyah,” sebut Suud.
Cara demikian diharapkannya dapat terwujud sehingga BTM pada akhirnya mampu lahir menjadi role model bagi ekonomi keumatan syariah.
Mimpi membangkitkan ekonomi umat melalui close loop economy disebut Suud sangat potensial jika semua warga dan AUM di seluruh Indonesia bersatu.
Sebagai contoh untuk satu provinsi saja, Jawa Tengah misalnya, BTM terbukti mampu membangkitkan ekonomi umat. Dalam acara yang sama, Ketua Pusat BTM Jawa Tengah, Akhmad Sakhowi melaporkan bahwa meskipun dalam kondisi krisis di tahun 2021, Pusat BTM Jawa Tengah membukukan Sisa Hasil Usaha (SHU) sebesar Rp561.837.962.86.
Bila dibandingkan dengan SHU 2020 (Rp.423.963.168.05) mengalami kenaikan Rp. 137.874.794.81 atau 32,52 %. Sedangkan jika dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan (Rp. 474.830.072,00) maka terdapat selisih lebih sebesar Rp.87.007.890,86 atau terealisasi sebesar 118.32%
Sedangkan dari sisi asset, total asset Pusat BTM Jawa Tengah pada akhir tahun 2021 sebesar Rp. 48.428.169.52,19. Apabila dibandingkan dengan akhir tahun 2020 (Rp. 40.795.447.212,81) maka ada kenaikan sebesar Rp. 7.632.722.308,38 atau 18,71 %.
Dengan adanya laporan tersebut, Sakhowi berharap mimpi bersama membangkitkan ekonomi umat dapat tercapai seiring dengan kinerja keuangan BTM di tahun 2022 yang lebih baik dan tetap istiqomah menjadi pusat keuangan Muhammadiyah. (afn)