MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Di dalam geraknya, Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah berpedoman dengan Alquran dan Sunnah. Dua hal ini secara prinsip membentuk cara bagaimana Muhammadiyah memandang dunia (worldview). Termasuk dalam memandang berbagai permasalahan keumatan dan perempuan, kerangka pandangan alam atau worldview Islam ini tidak boleh lepas dari ‘Aisyiyah.
Demikian pesan mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah periode 2000–2005 dan 2005–2010, Siti Chamamah Soeratno.
“Jadi dalam melaksanakan semuanya itu, pakai pandangan alam Islam. Artinya kita berpikir tentang dunia itu tidak hanya dunia sekarang, tapi juga dunia yang akan datang (akhirat),” pesannya.
Dalam forum Seminar Pra Muktamar di Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta (UNISA), Kamis (14/4), Siti Chamamah menyebut prinsip dasar pandangan alam Muhammadiyah adalah Surat Ali Imran ayat ke-110 yang artinya, “Kamu adalah umat terbaik yang dikeluarkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang mungkar dan beriman kepada Allah.”
Karena itu, dirinya meminta agar setiap kader dan anggota ‘Aisyiyah menyadari basis nilai Keislaman itu sehingga ketika menjalankan misi amar makruf nahi munkar penuh dengan ghirah dan keikhlasan.
“Jadi Muhammadiyah maunya ingin berdakwah karena Muhammadiyah adanya, lahirnya karena mengadakan perintah ini, waltakun minkum ummatun yad’uuna ilal khairi waya’muruuna bil ma’ruufi wayanhauna ‘anil munkari wa-uula-ika humul muflihuun,” imbuhnya mengutip Surat Ali Imran ayat ke-104 yang memiliki makna sama.
Pengaruh pandangan alam terhadap ghirah berjuang kata Chamamah akan meringankan perjuangan ‘Aisyiyah di dalam bergerak. Terutama memberikan warna pembeda dengan pergerakan perempuan lain yang tidak berlandaskan nilai-nilai Islam. Apalagi saat ini menurut Chamamah masih banyak hal yang perlu disentuh oleh ‘Aisyiyah.
Misalnya persepsi masyarakat terhadap perempuan yang tidak sesuai dengan Alquran hingga berbagai produk hukum Islam yang masih banyak tekstual dan kurang kontekstualisasi terhadap posisi perempuan sehingga seringkali mendegradasi posisi perempuan di dalam kehidupan. (afn)