MUHAMMADIYAH.OR.ID, BANTUL – Siti Noordjannah Djohantini, Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) ‘Aisyiyah hadir dalam kegiatan Bridging Manajemen yang dilaksanakan Program Studi Manajemen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). Pada kesempatan tersebut Noordjannah menyampaikan tiga hal yang menjadi bekal penting bagi Mahasiswa Muhammadiyah.
Pertama, para mahasiswa harus berusaha menjadi manusia yang memberi manfaat kepada keluarga, bangsa, negara dan kemanusiaan semesta sebagaimana pesan Nabi Muhammad, khairunnas anfa’uhum lin-nas. “Untuk berbuat jangan bilang menunggu untuk menjadi orang, karena saat ini anda sudah menjadi orang dan oleh karena itu anda bisa berbuat apa saja dari sekarang, di manapun kita harus menjadi orang yang bisa memberikan manfaat,” terangnya, Senin (14/3).
Noordjannah meminta agar semua mulai sekarang dapat mencari berbagai pengalaman yang ada di kehidupan di kampus, melakukan berbagai kolaborasi dan sinergi dengan banyak pihak termasuk di dalam masyarakat.
Kedua, para mahasiswa harus menyadari bahwa mereka di masa depan akan menjadi pemimpin di level pusat, daerah, hingga keluarga. Maka para mahasiswa harus belajar tentang kepemimpinan selama di kampus. “Kalian adalah pemimpin di masa depan. Mari bersungguh-sungguh, maka jangan lengah, jangan abai dan jangan ingin bersenang-senang tapi harus menunjukan kepekaan sosial keprihatinan sosial, dan memberikan solusi,” jelas Noordjannah.
Menurut Noordjannah, gigih, tangguh, militan, bersungguh-sungguh haruslah menjadi karakter untuk sukses studi. Juga belajar kehidupan untuk memberi yang terbaik bagi kehidupan dan juga hal itu harus terus menjadi kebiasaan.
Ketiga, para mahasiswa agar selama di kampus dapat belajar untuk pandai bergaul dengan semua perbedaaan dan latar belakang secara terbuka. “Juga bersama-sama menciptakan kebersamaan. Hidup kita bukan untuk diri kita, tapi juga untuk orang lain maka bangunlah relasi untuk siapapun. Jadikan mereka teman agar kita bisa hidup bersama dan membawa rahmat.
Noordjannah menegaskan Muhammadiyah harus maju dengan mahasiswa Perguruan Tinggi Muhammadiyahnya yang memang diharapkan begitu rupa. Tetapi Muhammadiyah itu bukan hanya untuk warga Muhammadiyah yang sama-sama bersepakat dengan pandangan gerakan Muhammadiyah.
“Tetapi Muhammadiyah hadir untuk semuanya, inklusif tidak boleh sempit, kehadiran kita melalui adik adik mahasiswa ini adalah untuk kepentingan itu,” pungkasnya.