MUHAMMADIYAH.OR.ID, SLEMAN – Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Abdul Mu’ti, mengatakan ketika seorang muslim memulai aktivitas apapun, termasuk pekerjaan dengan basmalah, maka dalam aktivitasnya itu terkandung dua dimensi yaitu profesionalitas dan transendental.
Pengucapan basmalah sebelum memulai aktivitas bagi seorang muslim merupakan penegasan keyakinan atas nikmat kasih sayang yang telah diberikan oleh Allah SWT kepadanya. Keyakinan itu pasti didapatkan sebab Allah SWT telah mewajibkan atas Dirinya rahman dan rahim kepada makhluk-Nya.
Selain itu, imbuh Mu’ti, bekerja bagi seorang muslim tidak hanya berdimensi duniawi saja, tapi juga akhirat, sebab bekerja bagi seorang muslim juga bagian dari ibadah. Karena sudah mengatasnamakan Allah SWT, maka segala perbuatan umat Islam harus mendatangkan kemaslahatan dan perdamaian.
Dalam Silaturahmi Syawal 1445 H yang diselenggarakan oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Sleman pada Rabu (1/5) Mu’ti menjelaskan, penggunaan basmalah sekaligus juga sebagai kunci pembuka bagi muslim dalam mengaktualisasikan Islam rahmat bagi seluruh alam.
“Maka warga Muhammadiyah sebagai manusia yang ber-ittiba Rasul, tentu berusaha bagaimana agar hadirnya orang Muhammadiyah adalah kehadiran yang mendatangkan perdamaian,” kata Mu’ti.
Tidak hanya perdamaian, hadirnya Persyarikatan Muhammadiyah dimanapun berada juga harus berdampak pada kemaslahatan bagi semua. Ihwal itulah yang menjadikan Persyarikatan Muhammadiyah senantiasa berusaha menjadi solusi pada setiap permasalahan yang dihadapi oleh umat.
Salah satu cara Persyarikatan Muhammadiyah menghadirkan perdamaian dan kemaslahatan adalah dengan cara tolong menolong. Perilaku tolong menolong itu, imbuhnya, sekaligus ciri dari Islam sebagai agama rahmat. Selain itu, perbuatan menolong juga menghadirkan kebahagiaan, tidak hanya bagi yang ditolong, tapi juga bagi yang menolong.