MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA — Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir pada Jumat (26/3) menyebut, bahwa kelahiran Muhammadiyah di masa awal dan sampai sekarang, bagi bangsa Indonesia dan kemanusiaan semesta berperan sebagai khadimul ummah (pelayan umat).
Menegaskan peran tersebut, RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta kembangan pelayanan. Badan Pengurus Harian (BPH) RS PKU Yogyakarta, dr. Agus Taufiqurrahman mengatakan, pelayanan yang diberikan Muhammadiyah mulai dari buaian sampai liang lahat (minal mahdi ilal lahdi).
Bahkan sebelum ditimang, kata dr Agus, Muhammadiyah telah memberikan pelayanan yang bisa diakses oleh ibu yang mengandung melalui pelayanan di rumah sakit-rumah sakit milik Muhammadiyah.
“Kita melayani sejak melahirkan, bahkan sejak dalam kandungan pun diperiksa di PKU Muhammadiyah, lahiran di PKU Muhammadiyah, vaksinasi di PKU Muhammadiyah, ketika perawatan kesehatan di PKU Muhammadiyah, ketika sakit di PKU Muhammadiyah,” kata dr Agus pada (11/4) dalam acara peresmian Taman Makan Muslim Muhammadiyah Khusnul Khotimah.
“Bahkan kalau dipangilpun PKU Muhammadiyah punya layanan bina rohani yang mengantarkan khusnul khotimah, bahkan sampai dijemput PKU tidak berhenti untuk mengawal dan menyediakan tempat pemakaman muslim,” imbuhnya
Taman makan muslim Khusnul Khotimah berlokasi di Kelurahan Donomulyo, Kecamatan Nangulan, Kabupaten Kulonrpogo. Alfis Khirul Khisoli, Humas RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta menjelaskan, kepadatan jumlah perkotaan cenderung mengalami peningkatan. Hal ini menimbulkan banyak masalah salah satunya adalah semakin terbatasnya lahan pemakaman.
“Melihat berbagai fakta tersebut, pengurus pelayanan rukti jenazah RS PKU Jogja-Gamping termotivasi untuk membantu meringankan masalah tersebut dengan cara menyediakan lahan pemakaman,” ungkap Alfis.
Pembangunan taman makam muslim seluas lebih dari 1 hektar ini sebagai media dakwah Muhammadiyah dan memberikan layanan pemakaman sesuai dengan syariat Islam. Selain itu, RS PKU Muhammadiyah juga bercita-cita ingin membangun Rumah Rukti Jenazah, cita-cita ini didasarkan pada kenyataan tidak semua rumah penduduk cukup untuk merawat jenazah keluarganya.
“Sehingga nanti rumah sakit memiliki tempat yang lapang, sehingga keluarga yang tidak memiliki rumah yang cukup, takziyahnya bisa disediakan oleh rumah sakit kita,” tandas dr. Agus Taufiqurrahman.