MUHAMMADIYAH.ID, BARABAI – Banjir bandang yang melanda Kabupaten Hulu Sungai Tengah akhir Januari lalu menimbulkan kerusakan parah. Sedikitnya, lima jembatan terputus, dua desa terisolasi, 150 rumah warga hilang dan jalanan rusak parah.
Terputusnya akses tersebut menjadi perhatian relawan Muhammadiyah dengan cara membangun jembatan darurat di desa terpencil pegunungan Meratus, yaitu Desa Patikalain. Desa yang menjadi salah satu kampung dakwah mualaf binaan Pemuda Muhammadiyah Hulu Sungai Tengah.
Menggunakan tiga unit mobil dobel kabin dan beberapa sepeda motor, relawan Muhammadiyah menembus jalanan terjal di lereng Meratus untuk menuju Desa Patikalain Kecamatan Hantakan yang menjadi salah satu desa dengan kerusakan paling parah pasca musibah banjir.
Wakil Ketua MDMC Kalimantan Selatan Meldy Muzada Elfa mengungkapkan perjalanan menuju lokasi amatlah susah.
“Dari tiga mobil hanya dua mobil yang mampu melewati arus sungai,” katanya.
Setelah sampai di Desa Patikalain dan berkomunikasi dengan tokoh masyarakat setempat, seluruh relawan Muhammadiyah langsung turun tangan memperbaiki jembatan yang rusak.
“Targetnya jembatan darurat yang merupakan akses vital desa Patikalain,tersambung sehingga akses bantuan bisa disalurkan secara maksimal,” ucap Meldy Muzada Elfa.
Relawan Muhammadiyah yang turun antara lain adalah KOKAM Kalimantan Timur dan MDMC Kalimantan Tengah. Meldy lebih lanjut menyatakan masih banyak yang dibutuhkan oleh masyarakat Hulu Sungai Tengah pasca bencana alam.
“Kami juga membawa sejumlah obat-obatan seperti salep gatal untuk dibagikan kepada warga yang membutuhkan,” ungkapnya. (afn)