MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Strategi dalam menghadapi arus radikalisme dengan konsep moderasi harus diturunkan dengan menggarap basis komunitas di jamaah.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir mengatakan, saat ini variasi jamaah semakin meluas, baik jamaah offline seperti di masjid, gereja maupun kelompok sosial.
“Basis komunitas jamaah ini harus kita selamatkan dengan mencoba menghadirkan fasilitator seperti ustad, guru, dan pendeta untuk menyebarluaskan moderasi beragama dan moderasi berbangsa yang irfani,” tutur Haedar Nashir dalam acara silaturahim virtual bersama Rektor UIN Sunan Kalijaga Al Makin pada Kamis (4/2).
Selain jamaah basis komunitas, jamaah berbasis digital dan medsos juga penting untuk dirangkul dalam menyuarakan moderasi beragama dan berbangsa.
“Buzzer di medsos dapat menjadi kekuatan yang menonjol, sehingga perlu adanya kader bangsa yang bisa hadir membawa suara-suara moderat di medsos. Jangan sampai buzzer yang membawa nilai-nilai ekstrimisme dan permusuhan ini dibiarkan liar di medsos tanpa adanya counter narasi,” tegas Haedar.
Haedar menyarankan perlu adanya pendidikan dan pelatihan moderasi untuk mengisi ruang medsos, karena dakwah alternatif tersebut akan lebih moderat.
“Dalam memasuki dakwah di medsos perlu adanya narasi alternatif yang menghadirkan keislaman dan kehidupan berbangsa yang moderat,” tutur Haedar.