MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA — Dalam agama Islam, syariah, akidah, dan akhlah adalah satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan satu dengan lainnya. Syariah seringkali berkaitan dengan persoalan-persoalan amaliyah praktis. Akidah menyangkut persoalan-persoalan non-amaliyah tetapi bekerja dalam hati setiap jiwa. Sementara akhlak bertautan dengan perilaku budi dalam kehidupan sehari-hari baik kepada Allah maupun kepada manusia.
“Dari ketiga ini, syariah itu relatif sering disebut dengan islam. kemudian akidah disebut dengan iman. Dan akhlak seringkali disebut dimensi ihsan. Ini persis dengan hadis Jibril ketika datang menyampaikan wahyu kepada Rasulullah,” terang Faturrahman Kamal dalam acara Baitul Arqom UAD 2021 pada Senin (8/2).
Ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah ini kemudian menerangkan tentang akidah. Menurutnya, akidah adalah akad atau ikatan yang dipegang teguh dan terhunjam kuat di dalam lubuk hati sebagai ketetapan yang penuh keyakinan dengan tanpa keraguan kepada Allah dan tidak dapat beralih dari pada-Nya.
“Seseorang untuk menyatakan kebenaran atas apa yang ia ucapkan, maka seringkali dia harus menyampaikan sumpah secara verbal. Kata akidah berasal dari akad yang berarti perjanjian dengan sangat kuat, bahkan dilengkapi dengan kata sumpah,” terang Kamal.
Dimensi akidah pada diri seseorang harus diperkuat dengan amalan-amalan ibadah seperti salat, zakat, puasa, dan lain sebagainya. Tidak cukup melaksanakan amalan wajib sehari-hari, perilaku seorang muslim juga harus berbudi pekerti, berakhlak mulia, dan tidak melakukan dosa-dosa.
“Ini adalah hubungan yang luarbiasa, keimanan kita kepada Allah yang termanifestasi di dalam kehidupan dan lingkungan kita,” ujar dosen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ini.
Dengan demikian, kata Kamal, Islam merupakan agama paripurna. Di dalamnya, memuat pengaturan hubungan vertikal yaitu manusia dan Allah dan horizontal yaitu sesama manusia dan alam secara sistematis. Kamal berharap peserta Darul Arqam ini menjadi seorang muslim sampai tingkat ihsan.