MUHAMMADIYAH.OR.ID, BANJAR – Program inklusi ini bertujuan untuk masyarakat inklusif yang akan berkontribusi pada tujuan pembangunan yang lebih luas. Demikian dinyatakan Tri Hastuti, sekretaris pimpinan pusat ‘Aisyiyah pada Kamis (15/9).
Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah (PDA) Kabupaten Banjar resmi menggelar program Inklusi setelah melakukan kegiatan kick off di Aula Barakat Kabupaten Banjar.
Program ini tentunya sejalan dengan visi misi pemerintah Kabupaten Banjar dalam meningkatkan kualitas hidup dan kualitas sumber daya manusia dalam upaya penurunan angka stunting, pemenuhan hak kesehatan seksual dan reproduksi (HKSR), pemberdayaan ekonomi sekaligus juga partisipasi perempuan.
Kegiatan ini dihadiri oleh Sekretaris Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, Tri Hastuti Nur Rochimah, Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah (PDA) Kabupaten Banjar, Sekretariat Daerah Kabupaten Banjar, Wakil BAPPEDA Kabupaten Banjar, SKPD yang ada di lingkungan Kabupaten Banjar, kepala Puskesmas, Kepala Desa, Camat, dan stakeholder holder terkait.
Tri Hastuti yang juga koordinator program inklusi PWA Kalimantan Selatan menyebutkan bahwa melalui program Inklusi ini, ‘Aisyiyah Banjar sekaligus mengupayakan kontribusinya pada tujuan pembangunan yang berkelanjutan.
“Lebih banyak masyarakat marjinal berpartisipasi dan mendapat manfaat dari keputusan tentang pembangunan sosial budaya, ekonomi, dan politik Indonesia.”
Pada kesempatan yang sama, PDA Kabupaten Banjar menyatakan, melalui program Inklusi ‘Aisyiyah ini, diharapkan dapat membangun tatanan masyarakat agar tidak ada diskriminasi.
Menurutnya, ‘Aisyiyah bersama dengan pemerintah Kabupaten akan berupaya mensejahterakan masyarakat dengan berpihak kepada saudara-saudara yang membutuhkan seperti masyarakat dengan disabilitas, keluarga yang kurang mampu (Dhuafa) , ibu pekerja, dan lain sebagainya.
Selanjutnya, Inklusi ‘Aisyiyah Kabupaten Banjar melaksanakan pelatihan kepada 50 kader yang berasal dari desa dampingan yakni Desa Munggu Raya, Kelampayan Ilir, Desa Biih, Desa Abirau, Desa Handil Purai, Desa Pindahan Baru, kader kecamatan, kader ‘Aisyiyah kecamatan scale out, serta dari PDA Kabupaten Banjar setalah diselenggarakannya kegiatan kick off.
Di Provinsi Kalimantan Selatan sendiri, Musphyanti Chalida, Koordinator Wilayah menjelaskan bahwa program Inklusi ‘Aisyiyah ini akan dilaksanakan di dua Kabupaten yakni Banjar dan Hulu Sungai Utara (HSU). Dua Kabupaten ini disebut Musphyanti dipilih karena memiliki zona merah terkait stunting dan perkawinan anak yang harus diatasi.
Rencananya, Program Inklusi ini nantinya akan bekerja di tingkat komunitas yang ada di desa. Oleh karena itu Koordinator Program Inklusi ‘Aisyiyah, Tri Hastuti menyampaikan perlu di awali dengan peningkatan pemahaman bagi para kader. Para kader disebut Tri merupakan perempuan yang akan menjadi agen penggerak pembangunan di tingkat komunitas dan tingkat desa.
Melalui pelatihan ini Tri melanjutkan para kader akan memperoleh peningkatan pemahaman terkait beberapa isu yang menjadi fokus program.
Beberapa Isu tersebut yakni stunting, pencegahan perkawinan anak, kepemimpinan perempuan, serta pemberdayaan ekonomi. “Tujuan lainnya adalah memperluas akses program agar dapat dinikmati oleh kelompok marginal,” jelas Tri. (Mutia/Syifa)
Hits: 19