MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA– Jika internasionalisasi peran belum bisa dilakukan, paling tidak Nasyiatul Aisyiyah memulainya dengan internasionalisasi gagasan, hal itu juga berlaku bagi organisasi otonom Muhammadiyah yang lain.
Demikian disampaikan oleh dr. Agus Taufiqurrahman, Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah pada, Jumat (13/1) di acara Ta’aruf PP Nasyiatul Aisyiyah periode 2023-2026 di Kantor PP Muhammadiyah, Jl. Cik Ditiro, No. 23. Kota Yogyakarta.
Dalam sambutan tersebut Dokter Spesialis Saraf ini menjelaskan, bahwa jika secara kelembagaan Ortom Muhammadiyah belum bisa melakukan internasionalisasi gerakan, maka internasionalisasinya juga bisa dilakukan dengan pengiriman kader ke dunia internasional.
Dia mencontohkan, bahwa diantara cara internasionalisasi gerakan bisa melalui pelibatan kader sebagai relawan kebencanaan di kancah internasional. Terkait itu, Persyarikatan Muhammadiyah telah membuka jalan bagi kader yang ingin berkiprah di kancah internasional, sebab Muhammadiyah sudah tergabung dan PBB.
“Nah, itu ada internasionalisasi. Tetapi juga tidak lupa yang nasionalisasi juga tetap dilanjutkan terus.” tutur dr. Agus.
Dirinya percaya bahwa kader-kader dari Ortom Muhammadiyah bisa berperan dalam kancah internasional. Selain jalan yang sudah terbuka lebar, kader-kader dari ortom Muhammadiyah juga memiliki potensi untuk berkiprah di dunia internasional, lebih-lebih dalam kemanusiaan.
Selain membuka dan menguatkan jaringan internasional ortom, dr. Agus juga berpesan supaya ortom menjalin sinergi yang bukan hanya ke dalam internal persyarikatan, tetapi juga eksternal dengan pihak manapun dengan asas kebermanfaatan.
Namun demikian, dia juga berpesan supaya dalam menjalin sinergi dengan siapapun dan dilakukan dalam tenggat waktu kapanpun, sinergi dan kolaborasi yang dibangun tersebut tidak boleh mengikis kemandirian organisasi otonom tersebut.
“Seluruh sinergi, kerjasama, MoU atau apapun bentuknya itu, sehingga semua yang kita lakukan itu sampai mengikis kemandirian kita. Jangan sampai karena kita kerjasama kemudian identitas kita luntur, jangan sampai karena harus melakukan ini dan itu, idealisme kita sebagai gerakan Islam sampai luntur.” pesan dr. Agus.
Pesan lebih kuat dr. Agus sampaikan, bahwa jangan sampai dengan adanya kerjasama atau MoU dengan pihak luar, menjadikan identitas organisasi otonom yaitu, Al Islam dan Kemuhammadiyahan menjadi luntur dan hilang.