MUHAMMADIYAH.OR.ID, BANDUNG — GEDSI atau Gender Equality Disability and Social Inclusion menjadi fokus ‘Aisyiyah dalam pengelolaan program-program organisasi. Secara genealogi, sejak ‘Aisyiyah Muhammadiyah berdiri pada awal abad ke-20, penguatan nilai-nilai kesetaraan gender, keadilan terhadap perempuan, berpihak kepada golongan difabel, maupun kelompok marginal telah secara rutin dilakukan.
Upaya untuk terus membela kesetaraan dan keadilan terus berlanjut hingga saat ini. Hal tersebut tercermin dalam Focus Group Discussion (FGD) tentang Penguatan GEDSI: Lensa GEDSI dalam Pengelolaan Program pada Sabtu (27/08). Acara yang diselenggarakan Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah (PWA) Jawa Barat ini menghadirkan dua narasumber yaitu Wakil Ketua Majelis Tarjih PP Muhammadiyah Hamim Ilyas dan Bendahara PWA Jawa Barat Yusi Riska yustiana.
Menurut Hamim, dalam QS. Al Anbiya ayat 107 bahwa yang dimaksud dengan rahmat adalah perasaan lembut (cinta) yang mendorong untuk memberikan kebaikan nyata kepada yang dikasihi (riqqah taqtadli al-ihsan ila al-marhum). Hadirnya Islam tidak lain untuk mewujudkan kebaikan nyata bagi seluruh makhluk Allah. Karenanya, Islam berpegang teguh pada nilai-nilai luhur seperti kesetaraan, keadilan, kemajuan, keberpihakan pada yang lemah, dan lain sebagainya.
Standarisasi kemuliaan manusia diukur dari kualitas ketakwaannya kepada Allah. Menurut Hamim, Islam tidak memandang manusia dari status anatomi, sebab keterbatasan fisik bukan menjadi kausa prima seseorang menjadi ahli surga atau neraka. Kesempurnaan fisik bukanlah menjadi hal yang prioritas dalam hal pengabdian diri kepada Allah, melainkan kebersihan hati dan kekuatan iman kepada-Nya.
Sementara itu, Ketua PWA Jawa Barat Ia Kurniati mengapresiasi adanya kegiatan GEDSI. Dirinya berharap dari adanya penyelenggaraan ini mampu mewujudkan daerah Jawa Barat yang mengindahkan difabel dan tanpa kekerasan.
“Saya sangat apresiasi adanya acara ini. Ini adalah amanah, dan sejatinya program inklusi ini untuk kita semua untuk sama-sama belajar dan menyamakan persepsi dalam masalah GEDSI,” ucap Ia Kurniati.