MUHAMMADIYAH.OR.ID, SURAKARTA – ‘Aisyiyah sebagai organisasi perempuan berkemajuan dihadapkan pada tantangan yang komplek dalam mengemban amanah dakwah dan tajdid bagi kehidupan umat dan bagsa serta kemanusiaan universal. Dinamika perkembangan sosial dalam kehidupan masyarakat mengalami perubahan yang cepat seiring dengan perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Karenanya, Siti Noordjannah Djohantini, Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) ‘Aisyiyah mengimbau agar segenap kader dan pimpinan secara nasional penting untuk beradaptasi dengan kemajuan tersebut dengan mengembangkan wawasan yang luas dan pemikiran yang maju untuk memainkan peran strategis Aisyiyah dalam kehidupan keumatan dan kebangsaan juga memobilisasi potensi sumberdaya organisasi dan modal sosial selama lebih dari satu abad ‘Aisyiyah mengemban dakwah dan tajdid yang rahmatan lil alamin penting untuk dikapitalisasi sebagai suatu kekuatan gerakan yang teraktualisasi dalam kerja-kerja dakwah yang melintas batas, inklusif, dan penuh rahmat bagi kehidupan yang lebih baik seluruh warga bangsa.
“Selain itu, kekuatan nilai- nilai Gerakan yang bersumber dari ajaran Islam memberikan fondasi kesadaran bagi kader dan pimpinan untuk mengemban dakwah yang melintas sebagai bentuk menunaikan risalah kenabian yang berujung pada penghambaan diri sebagai khalifah di muka bumi,” kata Noordjannah dalam Pidato Iftitahnya, Sabtu (19/11).
Mengutip Surat Al-Hasyr 18, Noordjannah menekankan pentingnya kesadaran akan masa depan yang lebih baik sebagai wujud spirit berkemajuan dalam menjalani kehidupan.
“Muktamar ke-48 ‘Aisyiyah sebagai Muktamar fase awal abad kedua ‘Aisyiyah, diharapkan membawa semangat mengukir perjalanan ‘Aisyiyah sebagai Gerakan perempuan berkemajuan ini ke arah memperkuat peran dan posisi ‘Aisyiyah dalam memajukan kehidupan umat, bangsa, dan kemanusiaan semesta,” ungkapnya.
“Oleh karenanya, mari kita maknai dan isi Muktamar ini dengan mengedepankan kesungguhan, pengkhidmatan, komitmen, keikhlasan, kebersamaan dengan pikiran dan ide-ide cemerlang seta etika permusyawaratan yang terpuji sehingga menghasilkan keputusan Muktamar yang bermanfaat bagi kemajuan umat dan bangsa,” lanjut Noordjannah.
Terakhir, Noordjannah menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya jika ada khilaf dan salah serta kekurangan selama dalam kebersamaan mengemban amanah organisasi ‘Aisyiyah. “Harapan yang besar ke depan Aisyiyah semakin maju memimpin pergerakan perempuan muslim yang terbesar dan berpengaruh baik secara nasional maupun internasional karena kontribusi yang besar dan nyata bagi kemajuan umat, bangsa, dan kemanusiaan universal,” katanya.
‘Aisyiyah tidak akan berhenti mengemban misi dakwah dan tajdid dalam mewujudkan Islam rahmatan lil alamin. “Semoga Allah memberikan kekuatan iman dan melimpahkan berkah serta jalan kemudahan bagi seluruh warga, kader, dan pimpinan Aisyiyah yang setia berjuang di jalan Allah melalui gerakan Aisyiyah tercinta sebagaimana janji Allah dalam Al-Quran,” pungkas Noordjannah.