MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA — Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah kembali menggelar Pengajian Inklusi yang diikuti oleh kelompok berbagai jenis difabel yang berada di Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta.
Pengajian Inklusi yang diselenggarakan, Ahad (16/10) di Gedoeng Moehammadijah Jl. KH. Ahmad Dahlan, no. 103 Kota Yogyakarta kali ini menghadirkan Kepala Kampung Suku Kokoda, Sorong, Papua Barat, Samsuddin Namugur yang menyampaikan tentang “Mencapai Kehidupan Barakah”.
Sebelumnya, Ketua Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, M. Nurul Yamien menuturkan bahwa derap pemberdayaan kepada kelompok difabel dilakukan secara holistik.
Dia menjelaskan, bahwa bukan hanya aspek ekonomi saja yang menjadi basik kebutuhan komunitas, tetapi urusan rohaniah juga. Dalam aspek ekonomi MPM mendirikan Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Bangun Akses Kemandirian (Bank) Difabel Ngaglik, yang saat ini sudah berbadan hukum.
Sementara dalam aspek rohani atau urusan keagamaan, MPM melakukan pendampingan membaca Al Qur’an kepada kelompok difabel tuli dan netra. “Mereka juga memiliki hak yang sama dengan kita untuk belajar agama, tapi hak ini sering kali merak tidak dapatkan.” Ucap Yamien.
Menyambung yang disampaikan M. Nurul Yamien, Ketua MPM PP Muhammadiyah, Ahmad Aditama, PIC Program menyampaikan bahwa Pengajian Inklusi ini rutin diselenggarakan setiap sebulan sekali, pada pertengahan bulan, pesertanya terdiri dari komunitas atau kelompok difabel yang ada di DI. Yogyakarta.
Terkait dengan materi pengajian, Samsuddin Namugur menekankan tentang pentingnya menggapai rida Allah dalam menjalankan segala aktivitas kehidupan, termasuk dalam beraktivitas di Muhammadiyah. Menurutnya, Bermuhammadiyah ini dapat bernilai ibadah jika diniatkan karena Allah SWT.
“Makanya, ayolah kalau mau selamat, ayo banyak beramal, banyak beribadah, berbuat kebaikan, agar Allah meridai kita, merahmati kita, berkahi kita. Supaya nanti di akhirat, kita menempati surga, kita bisa saling silaturahim,” ungkapnya.
Ia berpesan agar sesama kelompok atau komunitas dampingan agar senantiasa menjaga kekompakan dan silaturahmi. Hal ini penting untuk memperkuat gerakan, selain itu gerakan berjamaah juga lebih utama daripada sendiri-sendiri.