MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA– Meski nanti ada selain dari Warga Muhammadiyah yang hadir di arena Muktamar ke-48 Muhammadiyah-‘Aisyiyah, menurut Pengamat Sosiologi Agama, Zuly Qodir mereka yang datang dari segala asal dan penjuru itu akan ikut serta merasakan kegembiraan.
Lektor Kepala Prodi Program Doktor Politik Islam-Ilmu Politik UMY ini menuturkan, dari jutaan orang yang akan hadir di arena muktamar akan merasakan kegembiraan dan ikut gembira tersebut, karena semangat beragama mereka yang kuat.
Terkait dengan perkiraan akan dihadirinya muktamar ke 48 oleh jutaan penggembira, Zuly Qodir mengutip pendapat dari antropolog asal Belanda yang menyebut Indonesia sebagai negara yang penduduknya paling bersemangat dalam beragama.Muktamar ke 48 Muhammadiyah-‘Aisyiyah sebagai event yang diselenggarakan oleh organisasi keagamaan, maka arena muktamar sebagai ajang berkumpul dan mempertemukan kegembiraan bangsa Indonesia yang semangat dalam beragama itu.
Di acara Doorstop Afiliasi yang diadakan Panitia Muktamar ke-48 Muhammadiyah-‘Aisyiyah, Rabu malam (21/9) ini, Zuly menjelaskan bahwa selain alasan itu, juga ada alasan mereka sudah lebih 2 tahun dibatasi pertemuannya akibat adanya pandemi covid-19.
“Itu sama dengan minimal satu tahun orang tidak pulang kampung di saat Idul Fitri,” ungkapnya.
Dengan hati, pikiran, dan tindakan yang tenang para penggembira yang berasal dari seluruh penjuru akan memadati arena muktamar di Surakarta. Jika hal itu dilakukan, maka mendatangi muktamar untuk semarak agama Islam bisa ada nilai ibadahnya.
Namun demikian, Zuly Qodir menghimbau kepada seluruh penggembira yang hadir untuk tetap berhati-hati dalam menjaga diri dan barang bawaan. Meski di tengah-tengah orang beragama, namun tidak bisa dipastikan misi orang-orang itu ketika datang ke arena muktamar.
Imbauan yang berupa kehati-hatian dari panitia ini merupakan suatu yang wajar, sebab pada pelaksanaan Ibadah Haji juga ada himbauan yang sama. Jangan sampai kegembiraan yang dimiliki oleh para penggembira hilang karena keteledoran.