MUHAMMADIYAH.OR.ID, JAKARTA – Untuk mengakselerasi pertumbuhan pengusaha di Indonesia, lebih-lebih di kalangan Persyarikatan, Pimpinan Pusat Muhammadiyah meluncurkan platform Serikat Usaha Muhammadiyah (SUMU) secara daring dari Gedung PP Muhammadiyah Jakarta, Ahad (16/4).
SUMU terbuka untuk warga Muhammadiyah maupun non-Muhammadiyah (termasuk non-Muslim). Berbasis digital, SUMU berada di bawah koordinasi Lembaga Pengembang UMKM (LP UMKM) Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
Sebagai platform komunitas, SUMU menghimpun pelaku dan pemilik usaha di Indonesia untuk melakukan mentoring secara spesifik dan top down kepada pelaku usaha yang masih berada di tingkat bawah untuk naik kelas, termasuk kepada mereka yang baru atau ingin memulai usaha.
Nama-nama tenar di kalangan pebisnis ikut memimpin platform ini, misalnya CEO Kitabisa M. Alfatih Timur, CEO Evermos Ghufron Mustaqim, dan Owner SR12 Herbal Perkasa Group Toni Firmansyah.
Memimpin peluncuran SUMU, Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Anwar Abbas menaruh harapan besar agar platform ini mampu mewujudkan amanat Keputusan Muktamar di Makassar tahun 2015 yang mencetuskan Pilar Ekonomi sebagai Pilar Ketiga Dakwah Muhammadiyah abad kedua.
“Saya terbayang SUMU ini akan menjadi sebuah gerakan, mementoring ke setiap warga kita dan kepada siapa saja umat dan bangsa, dan nanti ada semacam korwil-korwilnya di setiap daerah. Jadi dengan demikian kita bisa bekerja dari atas ke bawah sekaligus dari bawah ke atas sehingga kita harapkan dalam rentang 5-10 tahun kita sudah bisa menuai hasilnya,” ucap Anwar.
Anwar Abbas juga berharap SUMU mampu mengangkat keadaan ekonomi umat Islam sehingga Islam dapat berperan lebih banyak dalam memperbaiki masalah keumatan, kebangsaan, dan kemanusiaan semesta.
“Titik lemah kita umat Islam adalah di ekonomi. Kalau ini tidak bisa kita bangun, ya kita akan jadi kroco-kroco saja, tidak jadi penentu,” tegasnya.
Sementara itu, mentor utama SUMU, M. Alfatih Timur berharap inovasi serta komitmen anggota SUMU untuk mengedepankan tiga nilai: 1) terbuka terhadap berbagai ide dan peluang (terbuka), 2) saling berbagi dan bersinergi (tangan di atas), dan 3) tangguh dalam menjalani setiap proses (laku prihatin).
Berbeda dengan Jaringan Saudagar Muhammadiyah (JSM)
Senada dengan Alfatih, Ketua LP UMKM PP Muhammadiyah, Toni Firmansyah mengatakan jika SUMU menekankan pada aspek mentoring, pendampingan oleh para senior berpengalaman di dunia bisnis.
“Jadi harapan kita bisa meningkatkan kapasitas dan komptensi manajemen agar mereka bisa naik kelas. Setelah nanti kita klasifikas, maka bisa kita naikkan kelas. Nanti kita ajarkan leadership bagaimana, mengatur cashflow, potensi pasar dan bidang masing-masing, termasuk pendanaan melalui sekuritas crowd funding,” ujarnya.
SUMU juga tak segan untuk membantu pendirian badan hukum dan izin usaha, akses permodalan, hingga akses informasi dan jaringan,termasuk konsultasi usaha.
“Ini penting karena saya merasakan sekali ketika jadi pengusaha yang tidak punya mentor, banyak kesusahan yang harusnya tidak kita rasakan,” kata Toni.
Baru diinformasikan dalam dua pekan terakhir, SUMU telah mendapat antusiasme dari masyarakat. Menurut Sekjend SUMU, Ghufron Mustaqim, ada 1.300 orang yang menyatakan minat dan 300 lebih di antaranya telah mendaftar melalui tautan ini (link).
“Ini merupakan sebuah konfirmasi bahwa ada ribuan atau ratusan ribu warga Muhammadiyah dan non Muhammadiyah yang butuh platform komunitas untuk saling belajar dan saling bersinergi untuk memajukan usahanya,” kata dia. (afn)
Hits: 1392