MUHAMMADIYAH.OR.ID, SLEMAN—Menghadiri Launching Ikatan Saudagar dan Wirausaha ‘Aisyiyah (ISWARA), Menteri Koperasi dan UKM RI, Teten Masduki mengatakan bahwa launching Iswara seperti gayung bersambut dengan usaha pemerintah untuk menyiapkan Indonesia menjadi negara maju.
Dalam menyiapkan itu, imbuh Teten, salah satu yang penting adalah untuk menyiapkan pengusaha atau saudagarnya. Oleh karena itu, dirinya juga mengapresiasi atas yang dilakukan ‘Aisyiyah dalam menambah jumlah wirausaha di Indonesia, di mana saat ini baru berjumlah 3,47 persen. Padahal untuk menjadi negara maju itu minimalnya 4 persen.
“Negara maju itu 12 sampai 14 persen rata-rata pebisnisnya. Dan kita diprediksi oleh semua lembaga di dunia, di 2045, di seratus tahun Indonesia nanti, kita itu akan menjadi empat besar kekuatan ekonomi dunia,” ungkapnya, Kamis (27/10) di acara Launching ISWARA di Hall 4 Prof.Siti Baroroh Baried, Kampus Terpadu UNISA Yogyakarta.
Diprediksikan pada 2045, Indonesia akan berada di peringkat empat di bawah India, China dan di puncak ada Amerika Serikat. Oleh karena itu Teten mendorong supaya bangsa Indonesia untuk menyiapkan diri menjadi empat besar kekuatan ekonomi dunia.
Tentang persiapan tersebut, dirinya mencontohkan bahwa kekuatan Indonesia dalam pengentasan masalah ekonomi bangsa pada konteks pandemi covid-19. Meski sebagai masalah kesehatan, namun adanya pandemi covid-19 juga berdampak besar pada sektor ekonomi bangsa Indonesia.
“Kita termasuk lima negara yang paling sukses mengenai covid. Covid-nya bisa kita atasi padahal rumit,” kata Tetan.
Dia mengatakan, bahwa pemulihan ekonomi di Indonesia akibat pandemi covid-19 relatif lebih cepat dibandingkan dengan negara-negara lain, selain itu juga ongkos pemulihannya lebih kecil dibandingkan dengan negara lain. “Ini modal bagi kita dan ternyata kita ini bisa mensejajarkan diri menjadi negara-negara yang mampu,” imbuhnya.
Namun demikian, dalam upaya menjadi negara maju di masa depan, Teten menyoroti masih kecilnya persentase pelaku usaha atau wirausahawan di Indonesia. Mengutip beberapa sumber, dia menyebut bahwa persentase wirausahawan di Indonesia lebih sedikit jika dibandingkan dengan negara ASEAN lain, seperti Malaysia dan Thailand.
“Oleh karena itu saya senang sekali ada ide mengenai ISWARA ini. Bahwa kita engak bisa sendiri-sendiri, saya sudah evaluasi untuk UMKM naik kelas itu tidak bisa sendiri-sendiri. Ini harus kita konsolidasi-agregasi sehingga skala ekonominya dapat,” tuturnya.