MUHAMMADIYAH.OR.ID, SIDOARJO—Menteri Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Menko PMK), Muhadjir Effendy mendukung upaya yang dilakukan oleh Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) untuk meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Indonesia.
Dalam pemaparannya sebagai keynote speech di acara Seminar Nasional tentang Peningkatan Mutu Layanan Pendidikan dan Kesehatan di Indonesia, di UMSIDA, Sidoarjo, Sabtu (20/8), Muhadjir menuturkan bahwa meski IPM Indonesia telah mengalami kemajuan, tetapi masih berada di peringkat 107 dari 189 negara.
Pembangunan sumber daya manusia pada dasarnya merupakan pembangunan manusia baik sebagai subyek (human capital), obyek (human resources), dan sebagai penikmat pembangunan yang mencakup seluruh siklus hidup manusia sejak dalam kandungan hingga akhir hayat. Oleh karena itu dirinya PTMA dapat memberikan sumbangsih untuk IPM di Indonesia.
Sumbangsih yang dilakukan oleh PTMA bisa melalui pemikiran, baik di bidang pendidikan maupun kesehatan. Sebagaimana yang saat ini dilakukan oleh Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (UMSIDA) yang tengah berupaya membangun fakultas kedokteran. Menurut Muhadjir, upaya ini merupakan penting sebab kebutuhan dokter di Indonesia masih besar.
“Saya juga mendukung UMSIDA punya target jangka panjang akan membangun fakultas kedokteran (FK), itu sangat penting karena FK adalah sumber produksi tenaga kesehatan dokter yang kebutuhannya di Indonesia masih sangat besar,” tuturnya.
Ketua PP Muhammadiyah ini juga menyampaikan bahwa, tantangan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia merupakan tanggung jawab bersama. Seluruh elemen bangsa diharapkan memberikan kontribusi dalam menjawab tantangan yang ada, sebab masing-masing elemen memiliki potensi tersendiri untuk menjawab tantangan.
“Perguruan tinggi bertanggung jawab dalam menyiapkan dan menghasilkan lulusan dengan kompetensi yang unggul dan mampu bersaing global yang sejalan dengan kemajuan era digital,” jelasnya.
Mengutip data dari Bank Dunia tahun 2020, bahwa Indeks Modal Manusia (Human Capital Index) nya menunjukan bahwa Indonesia menempati peringkat ke 87 dari 174 negara, dengan capaian 0,54 poin, dan berada di peringkat ke-6 untuk kawasan ASEAN. Peringkat tersebut harus diperbaiki, dan semua pihak bisa berperan sesuai potensi masing-masing.