MUHAMMADIYAH.OR.ID, LAMONGAN— Libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) sudah di depan mata, di tengah kondisi Pandemi Covid-19 yang masih belum usai. Oleh karena itu, Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah mengajak semua untuk waspada dan jangan lengah, terlebih dengan munculnya varian baru Covid-19 Omicron.
Meski angka terpapar covid-19 melandai, tapi bukan berarti penerapan dan disiplin protokol kesehatan (prokes) covid-19 boleh abai. Momen Libur Nataru bersamaan dengan Covid-19 varian baru, Omicron jangan sampai mengulang membludaknya kasus seperti bulan Juni dan Juli yang lalu. Masyarakat jangan sampai jatuh ke lubang sama.
Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir mengajak semua pihak menjadikan nataru sebagai momentum ikhtiar untuk selalu dekat kepada Allah, Tuhan Yang Maha Esa, membangun relasi kemanusiaan yang menebar sikap peduli, empati, sekaligus juga kebersamaan antar kemanusiaan.
Senada dengan itu, Wakil Ketua Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC) PP Muhammadiyah, dr. Corona Rintawan berpesan dengan kuat kepada masyarakat untuk tetap waspada. Disiplin prokes, menggunakan masker dengan baik dan benar, menjauhi kerumunan, dan menjaga agar ventilasi udara tetap berfungsi dengan baik.
“Sekarang memang yang lebih dominan itu bukan droplet, tapi yang lebih dominan itu di aerosol maupun di airborne,” tutur dr. Corona pada (15/12) di acara Tanya Dokter yang diadakan RS Muhammadiyah Lamongan.
Meski secara resmi pemerintah belum menemukan kasus varian baru Covid-19 Omicron di Indonesia. Akan tetapi mengingat Whole Genome Sequencing (WGS) atau teknik deteksi di Indonesia lemah dan lambat, dr. Corona mengkhawatirkan bahwa varian baru Omicron sudah masuk di Indonesia.
Sampai sejauh ini varian baru Omicron ini masih terus dipelajari, meski ada hipotesis yang menyebut dampak keparahan varian baru ini lebih rendah, akan tetapi masyarakat tetap tidak boleh diremehkan. Ia menekankan bahwa, jangan hanya berfokus pada dampaknya, akan tetapi yang harus dikuatkan adalah cara pencegahannya.
Terkait dengan Libur Nataru, dr. Corona berpesan untuk tidak mengglorifikasi seakan-akan liburan itu menjadi keharusan. Karena pandemi ini belum usia, ia mengajak kepada masyarakat untuk senantiasa tahan diri, meningkatkan dan menguatkan kewaspadaan. Hal itu berkaca pada bulan Juni – Juli, akibat liburan menyebabkan banyaknya mobilitas dan meningkatkan kasus terpapar covid-19.
“Ini jangan sampai terjadi lagi, kita jatuh ke lubang yang sama,” harap dr. Corona.
Hits: 1