MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA — Majelis Pembina Kesehatan Umum (MPKU), Pimpinan Pusat (PP) Nasyiatul Aisyiyah dan PP IPM berkolaborasi dengan RCCE dan Unicef selenggarakan diskusi publik ‘Strategi Kesehatan Muhammadiyah dalam Masa Transisi Endemi’ pada, Kamis (9/2) di Grha Suara Muhammadiyah, Jl. KH. Ahmad Dahlan, Kota Yogyakarta.
Sebagai Pembicara di acara ini, Project Manager Mentari Covid-19 sekaligus Wakil Ketua MPKU dr. Ekorini Listiowati, Ketua Majelis Kesehatan PP ‘Aisyiyah Warsiti, Ketua Bidang Perkaderan PP NA Annisa Nur Fitriana, dan Sekbid Kesehatan PP IPM drh. Anggitya Nareswari.
Wakil Ketua MPKU PP Muhammadiyah, dr. Eko Rini menyampaikan, MPKU dan stakeholder bidang kesehatan di Muhammadiyah tidak berjalan sendiri-sendiri dalam melakukan penanggulangan bencana biologi pandemi covid-19. Melainkan sudah dikoordinir di Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC).
“Kami di MPKU tidak bergerak sendiri, tapi dikoordinir oleh MCCC. Ini mungkin menjadi kasus yang menjadikan kita di Muhammadiyah menjalin kolaborasi aktif dengan seluruh jaringan persyarikatan,” ucapnya.
Muhammadiyah yang awalnya menyimpan 20 Rumah Sakit Muhammadiyah-‘Aisyiyah (RSMA), lalu kemudian menjadi 86 RSMA yang memberikan pelayanan kepada pasien terpapar virus covid-19. RSMA sejak awal pandemi covid-19 sampai dengan 31 Desember 2022 telah memberikan pelayanan sebanyak 23 lebih pasien rawat jalan dan 48 ribu pasien rawat inap.
Dokter dari RS PKU Muhammadiyah Gamping ini menambah, bahwa tenaga kesehatan saat terjadi pandemi covid-19 menjadi kelompok rentan. Bahkan bukan hanya rentan terhadap virus atau kesehatan, tetapi juga rentan terhadap stigma sosial karena menangani kasus pasien covid-19.
Oleh karena itu, dr. Eko Rini menyampaikan sebagai bekal di masa transisi endemi, RSMA harus siap memberikan pelayanan bencana alam termasuk biologis, membangun respon framework, menjalin kerja sama dengan dunia internasional dan memperkuat manajemen sumber daya manusia.
Sementara, bagi pemerintah diminta untuk lebih kolaboratif antar lembaga, sosialisasi kepada publik, dan memperkuat jaring perlindungan bagi kelompok rentan. Selain itu, dalam kerja-kerja kemanusiaan selama masa pandemic covid-19, Muhammadiyah bergandeng tangan dengan seluruh unsurnya.
Termasuk peran ‘Aisyiyah, Nasyiatul Aisyiyah, Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, Pemuda Muhammadiyah, Hizbul Wathan, dan Tapak Suci. Sebagai organisasi dengan basis anggota pelajar, IPM berperan aktif dalam pengarahan pembelajar daring selam masa pandemi dan menjaga spirit pelajar untuk tetap kreatif dan inovatif.