MUHAMMADIYAH.ID, JAKARTA – Korea Selatan merupakan negara yang menjadi salah satu tujuan diaspora terbesar warga Indonesia. Kementerian Luar Negeri RI per Februari 2019 mencatat 42 ribu WNI tinggal di Korea Selatan dengan catatan 33 ribu diantaranya adalah tenaga migran.
Dalam gerakan dakwah, umat muslim masih menjadi minoritas. Anggota Rumah Muslimah Indonesia Korea Selatan Uci Ami menyebut pertumbuhan umat muslim dalam sepuluh tahun terakhir hanya di kisaran 1-2 persen saja.
Meski demikian, umat Islam mendapat ruang yang luas oleh Pemerintah Korea Selatan untuk melakukan kegiatan keagamaan. Di antara organisasi dakwah WNI sendiri, Muhammadiyah dan NU saling berangkulan satu sama lain.
“Iklim di sana itu saling support satu sama lain. Saya masih ingat ketemu saudara PCINU (Pimpinan Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama) yang lebih senior saya dijawil, Mas Phiska mbok ya didirikan PCIM Korea,” kenang Ketua Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Korea Selatan Phisca Aditya Rosyady sembari tertawa.
Dalam webinar Majelis Tabligh PP Muhammadiyah bertajuk “Cahaya Islam di Negeri Korea Selatan”, Kamis (21/1) Phisca menjelaskan bahwa kendati dominasi dakwah Islam WNI di Korea Selatan didominasi oleh NU, Muhammadiyah dan NU sering berkolaborasi dan saling dukung.
PCIM Korea Selatan berdiri pada 2016 di Seoul, diresmikan secara langsung oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir. Phisca berharap, ke depan mahasiswa Muhammadiyah di Korea Selatan aktif untuk terlibat dalam agenda dakwah PCIM.
“Cuma kalau di akhir-akhir ini mohon maaf barangkali kiprah dari teman-teman PCIM ini belum kelihatan karena masih kecil tadi, jadi ini saya ketemu Mbak Dita dan Mbak Uci ini Alhamdulillah agar bisa mengajak mahasiswa,” pesan Phisca kepada pemateri webinar lainnya. (afn)
Hits: 5