MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA — Protokol kesehatan harus menjadi habitus baru kehidupan sehari-hari. Badan Kesehatan Dunia atau WHO sudah mengingatkan bahwa pandemi Covid-19 tidak otomatis sirna setelah vaksin antivirus diproduksi. Namun hal tersebut tidak lantas menganggap bahwa vaksin tidak berfungsi dalam memutus rantai penyebaran virus.
Wakil Ketua Muhammadiyah Covid-19 Command Center PP Muhammadiyah Ahmad Muttaqin Alim menjelaskan bahwa vaksin berfungsi sebagai pemancing antibodi agar saat virus masuk, tubuh tidak perlu lama memproduksi antibodi yang tepat. Antibodi baru akan terbentuk setelah satu sampai dua pekan setelah divaksin. “Oleh karena itulah kenapa kampanye 3M-3T terus dilakukan meski sudah berjalan vaksinasi. Vaksinasi bukan pengganti 3M,” ujarnya pada Jumat (22/01).
Alim mengingatkan bahwa penerima vaksin meski terbilang sudah lebih aman daripada yang belum, masih memungkinkan terkena dan menularkan virus. Inilah alasan kenapa orang yang telah divaksin tapi masih terkena virus, lantaran virus tersebut belum sepenuhnya punah oleh antibodi. Dibutuhkan waktu agar vaksin tersebut membentuk antibodi.
“Itu teori dasarnya, tapi kita terus menunggu penelitian lebih lanjut mengenai potensi penularan dari orang yang telah divaksinasi namun terinfeksi agar lebih valid,” kata dia.
Alim yang juga seorang pakar anestesi ini juga mengingatkan bahwa pemberian satu kali vaksin masih memungkinkan seseorang positif Covid-19. Namun hal itu bukan berasal dari vaksin, melainkan kemungkinan tertular dari orang lain. Vaksinasi tetap harus diikuti dengan penerapan protokol kesehatan (prokes).