MUHAMMADIYAH.OR.ID, SIDOARJO—Terkait dengan isu lingkungan dan perubahan iklim, Ketua PP Muhammadiyah, Prof. Syafiq Mughni berharap bahwa isu ini bukan hanya sebagai isu elite tapi harus juga menjadi isu publik dan semua orang diharapkan menaruh perhatian yang sama terhadap isu ini.
Menurutnya, hal ini penting sebab di masa yang akan datang jika masalah perubahan iklim ini tidak serius diperhatikan akan menyebabkan bumi menjadi tidak layak dihuni.
Pemanasan global akan berdampak serius bagi seluruh aspek kehidupan manusia dan seluruh makhluk yang ada di muka bumi.
Dalam acara Webinar yang diadakan Majelis Lingkungan Hidup PP Muhammadiyah pada (4/11) secara dari yang membahas tentang Kontribusi Kelompok Agama dalam Isu Perubahan Iklim Menuju COP26 Glasgow, Prof. Syafiq tantang pertama terkait itu adalah eksploitasi sumber daya alam (SDA) oleh capital yang lebih mementingkan keuntungan daripada kemaslahatan lebih luas.
“Mungkin saja itu masih berlangsung di negara kita, dan di negara lain. Tetapi ini harus serius menjadi tantangan yang harus kita sadari,” ucapnya.
Tantangan kedua adalah budaya masyarakat, karena masih banyak masyarakat yang belum memiliki sensitivitas dalam isu lingkungan. Mereka masih sering melakukan aktivitas perusakan lingkungan, baik berupa pencemaran, emisi, dan melahirkan dan menumbuhkan karbon di udara. Serta sikap-sikap israf atau berlebihan yang menyebabkan semakin bertambah volume sampah.
“Kemudian kita juga sering kali menghadapi kebijakan-kebijakan yang tidak pro terhadap lingkungan, tidak sensitif terhadap perubahan iklim ini”. Imbuhnya.
Menurutnya, persoalan perubahan iklim dan isu kerusakan lingkungan sebagai tantangan yang besar, Prof. Syafiq meminta semua lini masyarakat dari elite sampai grass root harus sadar dan serius dalam pengentasan persoalan ini.
“Melakukan advokasi sehingga lahir kebijakan-kebijakan pemerintah, kebijakan negara yang pro terhadap lingkungan dan sensitif terhadap perubahan iklim,” sambungnya.
Terkait dengan kontribusi yang bisa diberikan oleh tokoh agama dalam isu perubahan iklim, ia menyebut bahwa mereka memiliki peran penting dalam gerakan ini. Karena tokoh agama termasuk ulama, memiliki sumber pengetahuan yang bisa menjadi referensi bagi masyarakat. Oleh karena itu perlu diberikan penyadaran terhadap tokoh agama agar bisa aktif dalam gerakan ini.
Secara khusus kepada warga Muhammadiyah, ia meminta supaya lebih arif dalam mengelola lingkungan. Misalnya dalam mendirikan sebuah masjid, harus juga pro terhadap lingkungan. Air wudhu di masjid bisa didaur ulang, halaman rimbun oleh pohon. Tidak hanya masjid, namun Syafiq juga berharap Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) juga menerapkan bangunan yang berwawasan lingkungan.
“Tokoh-tokoh agama ini juga menjadi sangat penting posisinya di dalam mengarusutamakan kesadaran lingkungan ini. Karena mereka itu mempunyai akses langsung ke masyarakat,” harap Syafiq.
Hits: 39