MUHAMMADIYAH.OR.ID, JAKARTA – Selalu saja ada kisah menarik seputar Muktamar. Sebagai permusyawaratan tertinggi dalam lingkungan Persyarikatan Muhammadiyah, Muktamar selalu mengundang animo dari hampir seluruh warga, pegiat, dan anggotanya yang dikenal militan.
Salah satu kisah yang menggambarkan hal ini adalah kisah dari pegiat Persyarikatan asal Padang Panjang, Sumatera Barat, yakni Nazarudin Rahmat saat mendapatkan undangan menghadiri Muktamar Muhammadiyah ke-40 di Surabaya pada 24-30 Juni 1978.
Kisah ini dikembangkan dari catatan Buana Minggu tertanggal 9-7-1978, Koleksi Surat Kabar Langka Perpustakaan Nasional RI (SKALA-Team) yang diangkat kembali oleh Facebook Perpustakaan Nasional pada Rabu (7/9).
Mendapat undangan Muktamar, Nazarudin Rahmat yang saat itu menjabat sebagai Wakil Dekan Fakultas Publisistik Perguruan Tinggi Thawalib dan Ketua Lembaga Pendidikan & Kebudayaan Islam di kotanya Padang Panjang Sumatera Barat pun memutuskan berangkat dengan motor Honda bebek 70 cc.
Kisah Bocah 5 Tahun Bernama Mutiara Islam
Menempuh jarak 3000 km dari Sumatera Barat ke Jawa Timur selama 14 hari, Nazaruddin membawa serta keponakannya yang bernama Datuk Raja Bulan (25 tahun) dan anak ke-12nya, laki-laki, bernama Mutiara Islam (5 tahun).
Perjalanan yang dilalui pun tidaklah mudah. Pasalnya jalanan di Sumatera Barat banyak yang curam, licin, dan rusak sehingga motor bebeknya hanya bisa dipacu antara 15 km per jam hingga 30 km per jam.
Setelah memasuki provinsi Sumatera Selatan, Honda bebeknya baru bisa digeber sampai 80 km per jam. Perjalanan pun lebih sering dilakukan pada siang hari karena menghindari hadangan perampok atau begal yang kerap beraksi pada malam hari.
Muktamar ke-40 Surabaya 1978 sendiri menasbihkan Kiai Hajir AR Fachruddin sebagai Ketua Umum PP Muhammadiyah.
Hasil dari Muktamar ini adalah soal perumusan khittah tentang partai politik, bahwa Muhammadiyah menyarankan tidak mempunyai hubungan organisatoris dengan partai politik atau organisasi apapun. Selain itu, dari Muktamar ini lahirlah Universitas Muhammadiyah Surabaya.
Kini setelah berlalu selama 44 tahun, anak ke-12 Nazarudin Rahmat yang saat itu ikut menjadi penggembira Muktamar, Mutiara Islam, telah berprofesi sebagai seorang dokter spesialis kebidanan dan kandungan sekaligus konsultan.
dr. H. Mutiara Islam, Sp.OG(K) saat ini diketahui berpraktik di RSU Tamar Medical Centre di Pariaman.
Penulis: Afandi
Editor: Fauzan AS
Hits: 51