MUHAMMADIYAH.OR.ID, BANGGAI– Meski Muhammadiyah sebagai organisasi sosial kemasyarakatan yang berbasis agama Islam, namun gerakan dan pelayanan yang diberikan tidak memilah berdasarkan keagamaan, suku, ras, dan golongan.
Bahkan menurut Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Irwan Akib keberadaan Muhammadiyah bagi bangsa Indonesia bukan hanya membantu pemerintah dalam menyebarkan keadilan dan kesejahteraan, melainkan Muhammadiyah juga mempelopori pembangunan.
Dalam pembukaan Musywil ke-13 Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sulawesi Tengah (Sulteng) yang digelar pada, Sabtu (14/1) tersebut, Irwan Akib menyebutkan salah satu kepeloporan Muhammadiyah dalam pembangunan dapat dilihat di daerah Papua.
“Keberadaan Muhammadiyah untuk seluruh anak negeri tanpa membedakan suku agama dan ras,” imbuhnya.
Gerakan dan pelayanan yang diberikan Muhammadiyah secara inklusif tersebut, imbuh Akib, merupakan ajaran Agama Islam yang melekat menjadi identitas bagi gerakan Persyarikatan Muhammadiyah.
Bahkan bisa dibilang Muhammadiyah tidak memikirkan dirinya sendiri, sebab keberadaannya dan manfaatnya bisa dirasakan oleh anak bangsa ini. Mulai dari pendidikan, layanan kesehatan, sosial, ekonomi dan lain sebagainya diberikan secara inklusif.
Oleh karena itu, katanya, kepada pemerintah di manapun berada termasuk Pemerintah Provinsi Sulteng supaya tidak ragu untuk berkolaborasi dengan Muhammadiyah dalam memajukan dan membangun kehidupan berbangsa dan bernegara.
Terkait dengan tema Musywil ke-13 PWM Sulteng dan program-program yang dikerjakan oleh Pemprov Sulteng, Akib berharap bisa saling kolaboratif. Dia berharap kehadiran Muhammadiyah di Sulteng memberikan kontribusi nyata dalam pembangunan kawasan.
Gerakan inklusif yang dilakukan oleh Muhammadiyah bukan isapan jempol dan retorika semata. Di kawasan 3T misalkan, Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) berdiri memberikan pelayanan, bahkan sebelum hadirnya pelayanan yang diberikan oleh pemerintah.
Hits: 87