MUHAMMADIYAH.OR.ID, JAKARTA – Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) dan Pimpinan Cabang Istimewa ‘Aisyiyah (PCIA) Malaysia menyelenggarakan Musyawarah Cabang Istimewa Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah Malaysia (Musycab ke-IV) dengan tema “Menguatkan Visi Internasionalisasi Muhammadiyah” di Kuala Lumpur, Sabtu (21/1).
Membuka forum ini, Duta Besar RI untuk Malaysia, Hermono, berharap PCIM dan PCIA Malaysia konsisten dengan gerakan sosial keagamaan hingga di masa depan. Hermono menyaksikan bahwa Persyarikatan Muhammadiyah telah banyak berbuat nyata.
Selain membangun ekonomi kerakyatan, Muhammadiyah menurutnya juga mencerdaskan bangsa dengan mendirikan ribuan sekolah mulai dari Pendisikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga Universitas. Termasuk mendirikan Universitas Muhammadiyah Malaysia (UMAM).
“Sampai bahkan baru dibuka dan segera mulai ya di Perlis,” kata dia.
Sementara di bidang kesehatan, Muhammadiyah menurutnya menjadi salah satu organisasi yang memiliki rumah sakit terbanyak.
Dari aspek keagamaan, Hermono menilai Muhammadiyah sebagai organisasi yang ingin mewujudkan Islam Indonesia. Yakni Islam yang rahmatan lil alamin, sejuk, damai, dan modern.
Sejak berdiri pada 1912 sampai saat ini, kata dia Muhammadiyah konsisten bergerak dalam bidang sosial keagamaan. Di Malaysia, gerakan ini menurutnya juga terlihat lewat pengurus PCIM Malaysia yang ikut memajukan pendidikan dengan mendirikan sanggar bimbingan (SB). Sedangkan di bidang ekonomi, Muhammadiyah memiliki Warung Soto Lamongan (Wasola).
“Setidaknya itu yang saya perhatikan, dan tentu ini sangat membantu KBRI dalam ikut dalam memberikan perlindungan dan pemberdayaan warga kita di Malaysia, khususnya pekerja migran,” ujar Hermono.
Hermono berharap, garis perjuangan Muhammadiyah yang akan datang tetap konsisten sebagai pergerakan sosio-religius. Selain itu PCIM dan PCIA Malaysia juga dapat mengusung itu sehingga menjadi jendela bagi organisasi Islam di Malaysia dan sebagai inspirator sejumlah organisasi kemasyarakatan lain.