MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA—Penggunaan internet dan teknologi semakin canggih. Pengamat memprediksi beberapa tahun ke depan, metaverse akan menjadi tren baru di dunia. Metaverse sendiri merupakan sebuah realitas virtual yang dibuat semirip mungkin dengan dunia nyata dalam dunia internet.
Muhammadiyah telah teruji menggerakkan zaman, menjadi pembaharu. Kini saatnya menjadi pembaharu di zaman digital. Fahd Pahdepie menyarankan agar Muhammadiyah segera ikut terjun menyambut perkembangan dunia teknologi digital saat ini.
“Kita ini sudah ada di zaman digital, zaman metaverse. Kita harus hidup dan menyesuaikan diri beradaptasi dengan dunia digital itu sendiri,” ujarnya dalam Seminar Pra-Muktamar pada Kamis (10/03).
Lebih jauh, Fahd mengatakan Muhammadiyah perlu membuat inovasi rezim database yang terdigitalisasi dan terhubung satu sama lain. Selain mendata kader dan aset persyarikatan, keamanan serta privasi data adalah sesuatu yang berharga. “Tajdid di bidang kaderisasi, kita harus berpikir mulai digitalisasi KTA dan hingga membuat database,” ungkapnya.
Dilihat dari organisasi dengan komunitas yang kuat, infrastruktur, hingga modalitas ekonomi, Muhammadiyah sangat potensial menguasai percakapan di ruang digital. Jika selama ini dapat mengelola ribuan sekolah serta ratusan perguruan tinggi dan rumah sakit, bukan tidak mungkin Muhammadiyah juga dapat membuat berbagai macam hal di dunia digital.
“Saat ini kita harus mulai memikirkan bagaimana menemukan relevansi antara fikih dan metaverse, kemudian seberapa ‘digitalnya’ Universitas Siber Muhammadiyah itu, dan kita juga sangat berpotensi membuat virtual hospital,” ujar Alumni Pondok Pesantren Darul Arqam Muhammadiyah Garut ini.
Jika dulu Muhammadiyah mencerahkan aktivis TBC (Takhayul, Bidah, dan Churafat), maka tantangan saat ini ialah bagaimana agar persyarikatan mencerahkan orang-orang yang jadul dan gaptek. Karenanya, Fahd mendorong kader-kader muda Muhammadiyah menjadi pembaharu di zaman digital.
Hits: 11