MUHAMMADIYAH.OR.ID, JAKARTA – Syafiq Mughni, Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah berpesan agar dalam berdakwah, selalu memperhatikan keseriusan dalam melakukan transformasi sosial, utamanya di era digitalisasi sekarang ini.
Menurut Syafiq, Muhammadiyah selama ini sudah melakukan usaha usaha untuk melakukan dialog lintas agama, lintas budaya, sebab perbedaan, pluralitas, atau heterogenitas adalah fitrah (given) yang dibawa sejak nenek moyang bangsa Indonesia sampai saat ini.
Syafiq, juga mengingatkan bahwa dalam konteks akhlak para Dai harus saling menghormati dan menolong dalam soal kemasyarakatan dan kemanusiaan.
Hal itu disampaikan Syafiq dalam acara Focus Group Discussion (FGD) dengan tema, “Strategi Dakwah NU dan Muhammadiyah di Era Digital” yang diselenggarakan MAARIF Institute bekerjasama dengan P3M, Selasa (22/3).
Kegiatan ini menghadirkan sejumlah narasumber, di antaranya: Prof. Dr. Syafiq A. Mughni (PP. Muhammadiyah), KH. Miftah Faqih (PBNU), Kementerian Komunikasi dan Informasi RI. Kementerian Agama RI, LTN PBNU, LDNU, Majelis Tabligh PP Muhammadiyah, Majelis Pustaka dan Informasi PP Muhammadiyah, Pengelola Media. Acara ini dimoderatori oleh Hijroatul Maghfiroh.
Miftah Faqih, dalam paparannya mengatakan bahwa di lingkungan NU sendiri telah menyadari bahwa pergeseran zaman telah mengubah strategi dakwah dari tradisional ke era digital.
Menurutnya, NU online adalah bagian dari re-kontekstualisasi atau re-aktualisasi dakwah. “Kerjasama Maarif dan P3M menandakan bahwa ada kolaborasi sebagai langkah konkrit untuk menyebarkan dakwah yang humanis serta meningkatkan pemahaman moderasi beragama. Dengan begitu, peluang bagi portal media Islam harus menyajikan dakwah dalam bentuk yang menarik, konten-konten dakwah kreatif dan kekinian”, tegas Miftah.
Pelatihan ini diikuti oleh 25 peserta dari perwakilan pemerintah (Kementerian Komunikasi dan Informasi dan Kementerian Agama), tokoh agama dari lingkungan NU dan Muhammadiyah di tingkat pusat, dan pengelola media, baik media cetak, online, maupun media elektronik.