MUHAMMADIYAH.ID, KUNINGAN – Meresmikan 11 gedung baru Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) bidang pendidikan di Kuningan, Jawa Barat, Jumat (21/1) Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir menyebut ada tiga hikmah yang bisa diambil.
Pertama, bahwa Muhammadiyah serius dalam misi menghadirkan kembali Islam sebagai agama peradaban (dinul hadharah). Agama yang membawa kemajuan pada sisi pembangunan dunia dan pembangunan akhlak manusia sebagaimana teladan Nabi pada Al-Madinatu Al-Munawarah.
“itulah makna dari Islam Berkemajuan yang kami manifestasikan dari spirit Kiai Dahlan menjadi Islam yang membawa spirit perubahan,” tuturnya.
Haedar menilai tanpa adanya perhatian terhadap akhlak manusia, maka peradaban semaju apapun akan menemui kehancuran sebagaimana terjadi pada peradaban besar di dunia.
“Maka tinggal tunggu saja peradaban maju kapanpun dan di manapun akan hancur karena manusianya sudah tidak berperilaku sebagaimana manusia yang Tuhan muliakan, fi ahsani taqwim. Itulah yang dimaknai dengan akhlak dan karakter,” kata Haedar.
“Indonesia bisa maju jika akhlak warga dan elit bangsanya bisa merawat Indonesia ini dengan kejujuran, amanah, keterpercayaan, tidak korupsi, makan rizki yang halal dan baik. Berpolitik dengan keadaban dan baik. Tapi sebaliknya bakal hancur manakala elit dan warga bangsanya tidak berakhlak mulia, apapun agamanya,” imbuh Haedar.
Kedua, pembangunan AUM yang tidak pernah berhenti ini adalah upaya Muhammadiyah menjalankan fungsi kekhalifahan di muka bumi terutama dalam upaya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Kata Haedar, kemajuan dunia Barat berasal dari inspirasi pengetahuan yang dibawa oleh para filosof muslim seperti Ibn Rusyd hingga Ibn Sina.
“Maka jika kita ingin maju, kuasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Dan Islam, muslim, mubaligh, elit muslim, warga muslim tidak bolleh anti ilmu, anti teknologi, anti profesionalitas dan anti-anti lainnya untuk menguasai dunia. Kan itu sejatinya fungsi kekhalifahan di muka bumi,” ungkapnya.
Jika umat muslim justru bersikap anti ilmu dan teknologi, maka hal itu dianggap Haedar berlawanan dengan wahyu pertama yang turun di dalam Alquran, yakni perintah Iqra.
“Maka orang Islam sebagaimana Muhammadiyah memelopori, harus jadi orang-orang yang berilmu tinggi, tapi ilmu yang memberi manfaat dan maslahat,” jelasnya.
Ketiga, hikmah yang diperoleh dari pembangunan AUM adalah usaha menguasai ekonomi dan melahirkan karya-karya inovatif sehingga Muhammadiyah dapat bergerak secara mandiri dan memiliki marwah.
“Maka kalau kita ingin maju ya kuasai ekonomi. Kalau orang Islam anti ekonomi, anti wirausaha, anti dunia, kata Jalaludin Rumi tunggulah mereka, orang-orang yang zalim dan kafir yang akan menguasai dunia,” pungkasnya. (afn)