MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Universitas Ahmad Dahlan (UAD) kembali kukuhkan Guru Besar pada Sabtu (25/5) di Ruang Amphitarium Gedung Utama Kampus IV UAD.
Tiga dosen dikukuhkan sebagai guru besar yaitu Prof. Dra. Hj. Alif Mu’arifah, S.Psi., M.Si., Ph.D. (Bidang Ilmu Psikologi), Prof. Dr. Suyatno, S.Pd.I., M.Pd.I. (Bidang Ilmu Manajemen Berbasis Sekolah), dan Prof. Dr. Fithriatus Shalihah, S.H., M.H. (Bidang Ilmu Hukum Perdata dan Bisnis).
Dewan Pakar Majelis Diktilitbang Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Prof. Noor Rochman Hajam menuturkan, menjadi Guru Besar merupakan tugas mulia nan berat.
Dalam konteks di Perguruan Tinggi Muhammadiyah-’Aisyiyah (PTMA), Prof. Noor menyampaikan Guru Besar merupakan role model sehingga perlu menanamkan nilai-nilai kemuhammadiyahan dalam berpikir, bersikap dan berperilaku.
Sementara itu, Rektor UAD, Muchlas menyampaikan selamat atas capaian yang diraih oleh ketiga dosen yang dikukuhkan sebagai Guru Besar. Pengukuhan ini sekaligus menjadikan UAD sebagai PTS dengan Guru Besar terbanyak nomor tiga di DI. Yogyakarta.
“Mudah-mudahan sesuai dengan harapan Ketua Badan Pembina Harian (BPH), kita bisa mencapai target di akhir tahun 2027 Guru Besar UAD sudah mencapai 20% dari jumlah dosen tetap kami,” harap Muchlas.
Selanjutnya, UAD saat ini memiliki sebanyak 91 Lektor Kepala, 2 sedang menunggu SK Guru Besar, dan 62 memasuki masa inkubasi dalam Program Percepatan Guru Besar.
Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah V DIY, Prof. Setyabudi Indartono, M.M., Ph.D. berharap dilantiknya tiga Guru Besar UAD menjadi angin segar dalam menghadapi kompleksitas masalah dalam berbagai bidang.
“Semoga pengukuhan ini semakin menguatkan Universitas Ahmad Dahlan sebagai universitas unggul baik di tingkat nasional maupun internasional,” tuturnya.
Masing-masing Guru Besar menyampaikan pidato pengukuhannya sesuai dengan bidang yang ditekuni. Prof. Alif Muarifah mengangkat judul “Pengasuhan dan Attachment Ibu-Anak: Perjalanan Panjang Membangun Kualitas Kepribadian Menuju Indonesia Emas”.
Kemudian Prof. Suyatno mengusung judul “Gen Z dan Transformasi Pendidikan Guru di Indonesia”. Sedangkan Prof. Fithriatus Shalihah mengangkat judul “Potret Dinamika Hukum Ketenagakerjaan Indonesia”.