MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Syamsul Anwar mengatakan bahwa ibadah itu harus dilaksanakan sesuai dengan yang dituntunkan oleh Rasulullah SAW. Sesuai dengan sebuah hadis yang diriwayatkan dari sahabat Anas.
“Dari sahabat Anas dia mengatakan Rasulullah SAW bersabda apabila mengenai urusan duniamu kamu lebih tahu tetapi apabila menyangkut urusan agama maka harus kembali kepadaku”
Menurut Syamsul urusan agama di sini adalah antara lain hal-hal yang berkaitan dengan ibadah, jadi dalam melaksanakan ibadah itu kata Rasulullah harus sesuai contoh. Misalnya nabi mengatakan “salatlah kamu sebagaimana kamu lihat aku mempraktekkan salat” termasuk dalam salat tarawih misalnya itu harus mencontoh dan mengikuti cara-cara Rasulullah SAW.
Kemudian yang kedua asas kemampuan, yaitu melaksanakan agama secara umum khususnya ibadah itu harus disesuaikan dengan kemampuan tidak boleh memaksa diri untuk mengerjakan sesuatu yang sulit sekali untuk melaksanakannya.
“Agama Islam tidak mengajarkan pencapaian spiritual yang tinggi melalui tingkat kesusahan yang paling maksimal,” tegas Syamsul dalam Pengajian Tarawih pada Sabtu (16/3) di Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD).
Oleh karena itu para ulama membuat satu kaidah yaitu “sesuatu yang tidak kamu mampu capai dalam mengerjakannya maka kerjakan apa yang mampu kamu kerjakan” karena manusia itu bukan makhluk superior atau makhluk yang punya keterbatasan-keterbatasan.
“Oleh karena itu dalam upaya meningkatkan spiritual, seseorang harus melaksanakan sesuai dengan kemampuan,” jelas Syamsul.
Asas ketiga adalah prinsip tidak menimbulkan mudharat, jadi jangan sampai ibadah itu menimbulkan mudharat kepada orang-orang itu dilarang dalam hadis Nabi SAW. Tidak ada sesuatu yang buat menderita dan juga membuat orang lain menderita.
Asas yang keempat adalah prinsip kemudahan. Di dalam Al-Qur’an banyak sekali yang menyebutkan hal ini salah satunya pada surat Al-Insyirah Ayat 5 dan 6: “Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.”
Menurut tafsirannya, bahwa Allah tidak menghendaki kesukaran untukmu Allah menghendaki kemudahan untukmu.
“ Berdasar empat asas tersebut maka kita melaksanakan agama harus sesuai dengan yang dituntunkan oleh Rasulullah, sesuai dengan kemampuan untuk mengerjakannya, dan tidak menimbulkan mudharat,” jelas Syamsul.