MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Ketua Umum Pimpinan Pusat Aisyiyah Salmah Orbayinah menegaskan bahwa gerak dakwah ‘Aisyiyah itu sangat luas, tidak hanya dalam dunia politik saja, seperti dalam salah satu bait Mars ‘Aisyiyah disebutkan bahwa ‘Aisyiyah itu menjadi tiang utama negara.
“ ’Aisyiyah sudah mengokohkan posisinya sebagai organisasi perempuan berkemajuan dan kita tidak hanya berada pada ranah keumatan dan kemanusiaan, tetapi juga kebangsaan. Kita sangat peduli untuk membangun peradaban bangsa yang utama,” jelas Salmah pada Jumat (23/2) dalam Pengajian Umum PP Muhammadiyah “Konsolidasi Dakwah Muhammadiyah Pasca Pemilu 2024”.
Salmah juga mengungkapkan bahwa proses pemungutan suara Pemilu sudah selesai, maka sudah seharusnya kader ‘Aisyiyah untuk kembali ke ‘Aisyiyah, kembali untuk merapatkan barisan dan bersama-sama meneruskan dakwah ‘Aisyiyah yang menembus batas.
Selain peran kebangsaan, ‘Aisyiyah tentunya juga melanjutkan dengan menyebarkan nilai-nilai beragama yang mencerahkan.
“Pasca Pemilu ini mari kita pertahankan keumatan wasathan, artinya adalah umat yang adil umat yang terbaik dan umat yang tidak berlebihan dalam menaggapi sesuatu. Umat yang tidak ekstrim dan juga yang menggabungkan antara ilmu dan amal serta berada dalam kebenaran,” tegas Salmah.
Selain itu, pasca Pemilu ini ‘Aisyiyah mengajak kepada seluruh masyarakat, anggota ‘Aisyiyah untuk bersama seluruh komponen bangsa melakukan penguatan, persatuan, perdamaian melalui berbagai langkah bersama untuk mewujudkan masyarakat yang aman, masyarakat yang damai, Bersatu, adil, maju, dalam bingkai negara Pancasila.
Salmah juga mengungkapkan bahwa dalam risalah Perempuan Berkemajuan, ‘Aisyiyah sudah mengokohkan karakter, yang di dalamnya terdapat iman dan taqwa, yang kemudian karakter yang kedua adalah taat beribadah yang ketiga akhlakul karimah, karakter yang keempat adalah berpikir tajdid, karakter yang kelima adalah bersikap wasathiyah, karakter keenam adalah amaliyah sholihah, dan karakter ketujuh adalah sikap inklusif.
“Dengan tujuh karakter yang tertuang pada Risalah Perempuan Berkemajuan ini menyebabkan ‘Aisyiyah tetap mempunyai daya tahan dan daya juang siapapun rezim yang berkuasa. Dan tentunya ‘Aisyiyah tidak memiliki beban apapun dalam pusaran kekuasaan, sehingga tetap memiliki kekuatan dan kelenturan dalam dakwah, karena ‘Aisyiyah dan Muhammadiyah lahir bukan karena politik kekuasaan, tetapi politik moral dan gerakan peradaban. Sehingga mari sekali lagi kami mengajak seluruh anggota ‘Aisyiyah di seluruh Indonesia untuk rapatkan barisan dan kembali ke dakwah amar ma’ruf nahi munkar yang unggul, yang kuat untuk mewujudkan tujuan ‘Aisyiyah dan Muhammadiyah untuk mewujudkan masyarakat Islam sebenar-benarnya,” pungkas Salmah.