MUHAMMADIYAH.OR.IF, BENGKULU – Universitas Muhammadiyah Bengkulu (UM Bengkulu) menghelat acara International Conference on Law, Policy, and Politic (ICONLAPP) pada tanggal 22-23 Januari 2024.
Hadir membuka acara secara daring Menko PMK RI, Muhadjir Effendy, menyatakan bahwa salah satu indikator menuju status negara maju adalah kemampuan Indonesia dalam mengendalikan atau memanfaatkan bonus demografi yang sedang dialami saat ini.
Menurutnya, bonus demografi ini terjadi ketika proporsi penduduk usia produktif (15-64 tahun) lebih besar daripada usia non-produktif (65 tahun ke atas), mencapai lebih dari 60% dari total penduduk Indonesia.
“Indonesia harus mampu memanfaatkan bonus demografi ini untuk mewujudkan Indonesia maju dan sejahtera pada tahun 2045,” tegasnya.
Rektor UM Bengkulu, Susiyanto, menyatakan bahwa konferensi ini bukan hanya pertemuan akademisi, peneliti, dan praktisi hukum, tetapi juga sebagai titik temu inovasi, kerja sama, dan refleksi untuk mendiskusikan hubungan antara investasi dan kemanusiaan di era global saat ini.
“Tema ‘Investment and Humanity, Charting New Paths in Policy’ sangat relevan di tengah dinamika dan tantangan geopolitik dan ekonomi global,” ujarnya.
Rektor berharap konferensi ini tidak hanya bertujuan pertukaran pengetahuan teoritis, melainkan juga memberikan kontribusi nyata dalam pembentukan kebijakan investasi yang berkeadilan dan berkelanjutan.
Rangga Jayanuarto, Dekan Fakultas Hukum UM Bengkulu menjelaskan bahwa acara ini bertujuan menciptakan wadah intelektual untuk diskusi mendalam mengenai hubungan antara kebijakan investasi, kerangka hukum, dan dampaknya terhadap kemanusiaan., menyampaikan hal ini dalam sambutan pembukaan.
“Konferensi ini merangsang diskusi mendalam tentang hubungan rumit antara kebijakan investasi, kerangka hukum, dan dampak mendalamnya terhadap kemanusiaan,” jelasnya.
ICONLAPP diikuti oleh 246 peserta dari berbagai kalangan, dengan 4 pemateri dari beberapa universitas luar negeri, antara lain Prof. Sonny Zulhuda, Ph.D (Internasional Islamic University Malaysia), Prof. Shu Mei Tang, Ph.D (Asia University Taiwan), Prof. Dr. Aidul Fitriaciada, M.Hum (Universitas Muhammadiyah Surakarta), dan Beni Saputra, LL.M (University of Szeged, Hungary).