MUHAMMADIYAH.OR.ID, SUKOHARJO – Sebagai seorang hamba, setiap amalan yang dijalankan oleh manusia tercatat dan tak terlewat. Akan tetapi, setiap ibadah atau amalan apapun harus dilandasi rasa cinta untuk mendapatkan rahmat dari Allah SWT.
Demikian ringkasan atas yang disampaikan Ketua Majelis Tabligh Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Fathurrahman Kamal pada Ahad (21/1) dalam agenda Pengajian Ahad Pagi yang diselenggarakan di Kecamatan Blimbing, Kabupaten Sukoharjo.
Ibadah dan amalan yang lainnya, menurut Fathur, membutuhkan legitimasi dari Allah SWT supaya bisa dikalkulasikan dan menjadikan seorang hamba bisa masuk surga. Peluang masuk surga selalu ada, bahkan bagi seorang hamba yang melakukan amalan buruk.
Oleh karena itu, bagi seorang muslim yang telah menjalankan ibadah atau kebaikan-kebaikan lain, diharapkan tidak jumawa dan merasa aman akan atas yang telah dilakukannya itu.
“Kalau kita berbicara dengan ukuran dosa dan pahala rasa-rasanya pahala kebaikan kita tidak akan pernah sanggup memasukkan kita ke dalam surga,” ujarnya.
Mengutip hadis yang diriwayatkan Muslim no. 281, Fathurrahman menyampaikan, tidak ada amalan seorangpun yang bisa memasukkannya ke dalam surga, maupun menyelamatkannya dari neraka. Terkecuali karena rahmat dan cinta Allah SWT.
Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mengisahkan bahwa terdapat seorang pezina yang diampuni segala dosanya oleh Allah karena memberi minum seekor anjing. Maka dari itu bisa dikatakan rida Allah bisa didapatkan bahkan melalui amalan yang terlihat kecil dan sepele sekalipun.
“Sebagaimana seorang juga pezina yang kemudian memberikan minum kepada seekor anjing dengan begitu ikhlas memberikan minum kepada seekor anjing Allah kemudian mengampuni segala dosanya,” jelasnya.
Manusia sebagai makhluk yang pasti memiliki khilaf dan lupa, kata Fathur, hendaklah untuk terus introspeksi dan tidak boleh berputus asa dari Rahmat Allah Swt.
Dengan bertaubat yang sebenar-benarnya dan memperbanyak Istighfar, niscaya Allah akan mengampuni segala dosa hamba-Nya bahkan diibaratkan sebanyak buih di lautan. Seperti dalam firman Allah:
“Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas (dengan menzalimi) dirinya sendiri, janganlah berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang,” terang Fathur mengutip dari Surat Az-Zumar Ayat 53.