MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA—Muhammadiyah telah sukses menyelenggarakan Global Forum for Climate Change. Acara ini diselenggarakan berkaitan dengan tema Milad Muhammadiyah ke-111 tahun, yaitu “Ikhtiar Menyelamatkan Semesta”. Melalui acara ini, Muhammadiyah menggandeng 13 negara yang didasari keinginan kuat untuk berkontribusi aktif dalam menyelesaikan masalah-masalah lingkungan terutama isu perubahan iklim.
Hari pertama Jumat (17/11) dibuka oleh sambutan hangat Prof. Dr. Abdul Mu’ti, MEd, Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, diikuti oleh pidato kunci Prof. Dr. Haedar Nashir, MSi, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, yang menyajikan pandangan mendalam mengenai tanggung jawab kolektif dalam menghadapi krisis iklim. H.E. Retno L.P. Marsudi, Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, turut berkontribusi melalui pesan video dengan menekankan pentingnya diplomasi iklim.
Acara mencapai puncaknya dengan peluncuran resmi Muhammadiyah Climate Center, yang diresmikan oleh sejumlah tokoh penting seperti Prof. Dr. Haedar Nashir, MSI, Dr. Yayan Ganda Hayat Mulyana, Prof. Dr. Syafiq A. Mughni, MA, Prof. Dr. Abdul Mu’ti, Md, Dr. Anwar Abbas, MM, Mag, dan Suzanty Sitorus.
Panel diskusi pertama mengeksplorasi tema “Nurturing a Green Culture”. Para pembicara seperti Dr. Samir Boudinar (CEO, Alhokama Center for Peace Studies), Prof. Dr Binsar Jonathan Pakpahan (Guria Kristen Batak Protestan-HKBP), Mr. Einar Tjelle (Director of Ecumenical and International Relations, Church of Norway), Prof. Dr. Frans Wijsen (professor emeritus in the department of empirical and practical religious studies at Radboud University), Father Alosyius Budi Purnomo (Roman Catholic Church, Parish Priest Wates Yogyakarta), dan Muhamad Rofiq Muzakkir, Lc, MA, PhD (Secretary, Council for Fatwa and Islamic Research, Central Board of Muhammadiyah) membahas peran nilai-nilai lingkungan berbasis iman dalam mendorong kesadaran ekologis dan gaya hidup berkelanjutan.
Pada panel ini, para pembicara menggali peran vital nilai-nilai lingkungan berbasis iman dalam membentuk kesadaran ekologis dan mendorong gaya hidup berkelanjutan. Dari perwakilan beragam agama dan lembaga, mereka menyoroti kontribusi yang dapat diberikan oleh budaya hijau dalam menjaga keberlanjutan lingkungan.
Sesi berlanjut dengan panel diskusi kedua yang menyoroti “Innovation for Climate Resilience”. Para pembicara seperti Prof. Armida Salsiah Alisjahbana (United Nations ESCAP Executive Secretary), H.E. Dominic Jermey (British Ambassador to Indonesia), Aretha Aprilia (Head of Environment Unit, UNDP Resident Representative in Indonesia), Dr. Koji Arizon (JICA Expert, Environment Policy Adviser), Dr. Ir. Suwignya Utama, MBA (Peat and Mangrove Restoration Agency/BRGM RI), Darmawan Prasodjo, Ph.D. (Director of Indonesia’s State Electricity Company), H.E. Kristen Tilley (Ambassador for Climate Change Australia), dan Toby Brennan (Lead Adviser Climate Change, KIAT) membahas proyek inovatif, teknologi, dan strategi untuk mengatasi perubahan iklim.
Pada panel ini, para pembicara menggali peran vital nilai-nilai lingkungan berbasis iman dalam membentuk kesadaran ekologis dan mendorong gaya hidup berkelanjutan. Dari perwakilan beragam agama dan lembaga, mereka menyoroti kontribusi yang dapat diberikan oleh budaya hijau dalam menjaga keberlanjutan lingkungan.
Pada hari kedua Sabtu (18/11), acara dibuka dengan panel diskusi ketiga tentang “Strategies for Adapting to the Impacts of Climate Change”. Pembicara termasuk H.E. Denis Chaibi (Duta Besar Uni Eropa), Prof. Michiel Schaeffer (Profesor Tambahan di UIII), Dr. Ing. Ilham Akbar Habibie (Dewan ViriyaENB), Dyota Mahottama Marsudi, S.E., M.B.A. (Direktur Utama PT Aladin Syariah), dan Laode M. Syarief, PhD (Direktur Eksekutif di Kemitraan) membahas strategi, inisiatif, serta kerangka hukum dan keuangan dalam menghadapi dampak perubahan iklim.
Diskusi ini memfokuskan pada strategi, inisiatif, serta kerangka hukum dan keuangan untuk beradaptasi terhadap dampak perubahan iklim. Para pembicara dari tingkat nasional dan internasional menyoroti pentingnya pendekatan yang adil dan inklusif dalam menghadapi tantangan adaptasi terkait iklim.
Sementara itu, panel diskusi keempat membicarakan tentang “Collaborative Approaches: Building Alliances for a Greener Future”. Para pembicaranya ialah Jeffery P. Cohen, M.A. (Direktur Misi USAID Indonesia), Prof. Dr. Siti Jamilatun (Universitas Ahmad Dahlan), Agus Rusly, MSi (Sekretaris, Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI), Irfan Darliazi Yananto, SE MEREC (Koordinator Pengembangan Keberlanjutan Iklim, BAPPENAS), Dr. Ir. Gatot Supangkat, S, MP, IPA, ASEAN Eng (Wakil Ketua, Majelis Lingkungan Hidup PP Muhammadiyah), Salmah Orbayinah, Apt., M.Kes (Ketua PP ‘Aisyiyah).
Pada panel terakhir, para pembicara membahas pendekatan kolaboratif dan pembangunan aliansi untuk menciptakan masa depan yang lebih hijau. Melibatkan berbagai pemangku kepentingan, diskusi ini menggambarkan contoh sukses kerjasama antara berbagai sektor dalam mencapai pembangunan berkelanjutan.
Acara Global Forum for Climate ini kemudian ditutup secara resmi dengan kata-kata penutupan yang disampaikan oleh Prof. Dr. Syafiq Mughni dan Umar Hadi, Direktur Jenderal Urusan Amerika dan Eropa, Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia. Keduanya menyoroti pentingnya peran bersama semua pihak, termasuk unsur keagamaan, akademisi, pemerintah, dan masyarakat, dalam menjawab tantangan perubahan iklim. Beliau menekankan bahwa upaya kolektif dan kesadaran akan dampak perubahan iklim menjadi kunci bagi pembangunan berkelanjutan.