MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy berpesan agar pengelolaan wisata Muhammadiyah harus menerapkan asas inklusivitas. Terutama pada tempat wisata religi dari situs-situs historis Muhammadiyah yang berada di pusat gerakan organisasi.
Inklusivitas yang Muhadjir maksud adalah mengemas pengelolaan tempat wisata secara elegan dan terbuka bagi seluruh kalangan masyarakat, apapun latar belakang agama dan organisasi keagamaannya.
“Perlu ada renungan mendalam terutama berkaitan dengan mengembangkan industri pariwisata Muhammadiyah. Muhammadiyah harus inklusif, jangan hanya menyediakan industri wisata untuk anggota Muhammadiyah,” pesannya dalam Musyawarah Nasional 1 Jaringan Wisata Muhammadiyah (JWM) di SM Tower, Yogyakarta, Jumat (17/11).
Muhadjir lalu mencontohkan potensi wisata Muhammadiyah pada situs Kampung Kauman di Yogyakarta yang menyimpan rekam jejak perjuangan founding father Muhammadiyah KH. Ahmad Dahlan.
Jika dikelola dengan baik, situs ini kata dia bisa menjadi objek wisata religi yang sangat besar manfaatnya untuk edukasi masyarakat luas. Selain itu, Yogyakarta bisa menjadi pusat dalam mengenalkan sejarah Muhammadiyah pada masyarakat luas.
Wisata religi ini menurut Muhadjir juga bisa dikembangkan pada situs bersejarah maupun menapak tilasi jejak perjuangan anggota Muhammadiyah lain yang banyak di antara mereka telah mendapatkan gelar sebagai pahlawan nasional.
Untuk mengarah ke sana, Muhadjir sekali lagi menyarankan inklusivitas. Warga Muhammadiyah juga dia sarankan tidak alergi terhadap salawat dan ziarah makam. Tak lupa, Muhadjir juga mendorong agar anak-anak muda Muhammadiyah bergerak menekuni dunia pariwisata untuk kesejahteraan masyarakat Muhammadiyah. Sebab ke depannya industri pariwisata akan sangat strategis.
“Muhammadiyah tidak boleh mengkotak-kotakan dalam hal pariwisata. Harus ada keberanian untuk lebih inklusif. Saya membayangkan kalau itu dibuka lebih inklusif dan sensitif terhadap perubahan inovasi,” kata Muhadjir. (afn)