MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Anwar Abbas, menilai kehidupan nelayan di Indonesia masih banyak yang mengenaskan dibanding menggembirakan. Kemiskinan bahkan menjadikan profesi nelayan semakin tidak diminati.
Statistik Sumber Daya Laut dan Pesisir 2021 menyebut jumlah nelayan terus mengalami penurunan sebanyak 330.000 orang sepanjang tahun 2010–2019. Sedangkan Kemendagri mencatat, jumlah nelayan di Indonesia hanya sebanyak 1,27 juta orang hingga akhir tahun 2022.
Dalam Forum Nelayan Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) PP Muhammadiyah di Kantor PP Muhammadiyah Cik Ditiro, Yogyakarta, Sabtu (14/10), Anwar Abbas menganggap keadaan di atas terjadi akibat tidak hadirnya negara terhadap kelompok nelayan dan masyarakat ekonomi bawah.
Selain itu, pemerintah juga kurang memiliki aksi afirmatif terhadap kelompok marginal lewat kebijakan publik yang konsisten. Selama ini, mayoritas kebijakan publik menurutnya mengalami bias karena hanya berpihak pada pemodal besar atau kelompok ekonomi atas.
“Semestinya tugas ini secara konstitusional adalah tugas negara. Di UUD 1945 dinyatakan tugas negara dan pemerintah adalah melindungi rakyat, mencerdaskan rakyat, dan mensejahterahkan rakyat. Tapi berdasar data dan fakta yang ada, pemerintah dan negara berhasil mensejahterahkan masyarakat lapisan atas saja,” kritiknya.
Sembari mendorong negara untuk hadir pada masyarakat marginal, Anwar Abbas pada kesempatan itu juga mengapresiasi ikhtiar Majelis Pemberdayaan Masyarakat untuk memajukan kehidupan nelayan lewat program JALAMU (Jamaah Nelayan Muhammadiyah).
Selain memberikan pendampingan dan pemberdayaan di lapangan, Anwar Abbas mendorong MPM aktif mengontrol kebijakan pemerintah terhadap nelayan secara kritis, konstruktif, dan solutif sesuai tagline gerakan Muhammadiyah, yakni Amar Makruf Nahi Munkar dan Tajdid.
“Oleh karena itu tepat kalau Muhammadiyah lewat MPM memberi perhatian pada nelayan agar hidup mereka bisa semakin lebih baik,” harapnya.
Diikuti perwakilan nelayan dari seluruh Indonesia secara luring dan daring, forum diskusi ini menghadirkan Menteri Kelautan dan Perikanan RI 2014-2019, Susi Pudjiastuti sebagai pembicara kunci. (afn)