MUHAMMADIYAH.OR.ID, BENGKULU – Menyampaikan sambutan pembukaan Musywil ke-10 Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah Provinsi Bengkulu, Ketua Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, Siti Aisyah berpesan agar warga Persyarikatan, terutama warga ‘Aisyiyah di Bengkulu untuk meneruskan legacy (warisan) sejarah yang dimiliki.
Legacy yang dimaksud adalah banyaknya tokoh bangsa asal Muhammadiyah di Bengkulu yang memiliki khidmat luar biasa bagi umat, bangsa dan kemanusiaan. Misalnya Fatmawati, Hasan Din (ayah Fatmawati), Presiden Sukarno, Oey Tjeng Hien (pendiri PITI), Samaun Bakri, dan lainnya.
“Harapan kami, Musywil ini akan merumuskan berbagai macam program berkaitan dengan tablig, dakwah yang diinisiasi oleh para perempuan berkemajuan, dengan temanya Perempuan Berkemajuan, Mencerahkan Bengkulu, dari Bengkulu untuk Indonesia. Dari Bengkulu untuk dunia,” harapnya.
Seperti diketahui Muhammadiyah masuk ke Bengkulu sejak 1924, namun baru diresmikan pada 1927. Sosok Fatmawati bahkan identik dengan masyarakat Bengkulu sendiri hingga dibuat sebuah patung monumen di simpang lima Ratu Samban, Kota Bengkulu.
“Beliau (Fatmawati) adalah kader potensial Nasyiatul ‘Aisyiyah yang akan tumbuh menjadi ‘Aisyiyah. Sejak kecil aktif di Persyarikatan,” ujarnya.
Dalam pembukaan yang bertempat di Sportorium Universitas Muhammadiyah (UM) Bengkulu, Jumat pagi (10/3) itu, Siti Aisyah tak lupa menyampaikan tahniah atas gelaran Musywil ini.
Dia berharap Musywil Bengkulu menjadi Musywil teladan menerusi kesuksesan Muktamar di Solo sekaligus memantapkan gerakan perempuan dalam berkhidmat secara setara di samping laki-laki.
“Pengayaan sejak 1938 dalam Kongres Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah ada dokumen tentang istri yang berarti baik sebagai zaujah (pasangan), sebagai ummun (ibu) yang salihah, menyiapkan generasi keluarga yang sakinah tapi juga sebagai mubalighat dan mujahidah, serta khalifatu fil ardh bersama-sama kaum laki-laki untuk bisa berdakwah,” tutupnya sambil kemudian mengutip Surat At-Taubah ayat 71.
“Maka tugas perempuan yang berkemajuan ini adalah untuk melakukan dakwah amar makruf nahi munkar dengan bekal spiritualitas dan kepedulian untuk kepentingan umat dan bangsa,” tegasnya.
Menyambung Siti Aisyah, Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Dadang Kahmad menyatakan setuju atas arahan tersebut. Legacy Muhammadiyah Bengkulu kata dia harus diteruskan oleh warga Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah Bengkulu.
“Oleh karena itu sejarah panjang Muhammadiyah di Bengkulu ini harus memotivasi Muhammadiyah Bengkulu untuk terus berdakwah amar makruf nahi munkar, beramal salih sehingga masyarakat Bengkulu menjadi unggul dan berkemajuan,” kata Dadang.
“Serta dakwah Muhammadiyah harus ke arah uswah hasanah sehingga menimbulkan kesan positif di masyarakat. Kesan yang baik diharapkan akan berpengaruh pada kesadaran umat Islam tentang perlunya (faham) Islam Berkemajuan. Sehingga kita yakini Islam Berkemajuan ini akan mampu mengubah wajah dunia Islam dari ketertinggalan menjadi unggul berkemajuan,” tegasnya. (afn)