MUHAMMADIYAH.OR.ID, KARANGANYAR — Muktamar Fair dan Muhammadiyah Inovation Technology and Expo (MITE) yang digelar di De Tjolomadoe bisa dimanfaatkan untuk menaikkan branding dan mengenalkan produk inovasi teknologi yang dimiliki oleh Persyarikatan Muhammadiyah.
Hal itu yang reporter muhammadiyah.ord.id tangkap saat mengunjungi stand Muktamar Fair dan MITE, Jumat (18/11). Bukan tanpa alasan, sebab pernyataan tersebut juga didukung oleh salah satu peserta MITE Andika Tri Wibowo, Guru Teknik Otomotif SMK Muhammadiyah Purwodadi, Kabupaten Purworejo.
Andika datang bersama tiga siswanya ke MITE untuk menampilkan produk inovasi teknologi berupa mobil dan motor listrik yang merupakan karya siswanya di SMK Muhammadiyah Purwodadi Kabupaten Purworejo. Mobil listrik yang mereka produksi diperuntukkan bagi petani dan masyarakat desa untuk mengangkut hasil sawah atau kebun.
Dia menjelaskan, bahwa mobil angkutan barang ini dibuat dengan memperhatikan kebutuhan dan kemampuan masyarakat desa yang bermatapencaharian bertani dan berkebun. Oleh karena itu, selain kokoh aspek yang tidak kalah penting adalah suku cadang yang mudah didapat.
“Ini akinya memakai aki yang biasa, yang sudah banyak orang desa mengetahui jenis aki ini. Karena kalau aki ini rusak, masyarakat tidak kesulitan untuk mencari pengganti.” Tutur Andhika.
Terkait dengan kecepatan, mobil ini didesain untuk kecepatan maksimal 45 km per jam. Hal ini mempertimbangkan kondisi jalanan desa dan persawahan yang sempit, dan juga tidak rata. Meski demikian, mobil dan motor listrik ini belum diproduksi secara masal, SMK Muhammadiyah Purwodadi Kabupaten Purworejo hanya melayani pesanan saja.
Produk lain yang ditampilkan di MITE ini adalah peralatan pertanian modern untuk mendukung gerakan smart farming yang merupakan hasil inovasi teknologi dari SMK Muhammadiyah 1 Klaten Utara. Produk yang mereka tawarkan adalah alat penyiram tanaman otomatis.
Munasir salah satu guru di SMK Muhammadiyah 1 Klaten Utara menjelaskan secara sederhana cara kerja alat ini. Alat ini memanfaatkan energi Matahari yang diserap melalui Panel Surya dan listrik yang didapatkan tersebut dialirkan ke mesin yang dilengkapi dengan pendeteksi pH tanah.
“Jadi ketika pH tanah turun atau tanah lahan kering, mesin akan otomatis menyala, menyedot air dari tanah melalui pompa kemudian mengalirkan ke lahan. Jadi petani tidak perlu repot-repot ngecek tanamannya kering atau tidak,” Tutur Munasir.
Dia menambahkan, bahwa mesin ini mudah diproduksi oleh sekolah-sekolah Muhammadiyah. Soal kualitas juga masih bisa diadu. Akan tetapi masih kalah bersaing dengan produk dari pabrik yang menang packaging. Munasir yakin bahwa dari sisi teknologi SMK Muhammadiyah sudah sangat mampu untuk berinovasi membuat produk-produk yang bisa mempermudah kehidupan manusia.
Total dalam gelaran Muktamar Fair dan MITE yang dilangsungkan di De Tjolomadoe, Karanganyar mulai 17 sampai 21 November ini diikuti sebanyak 512 peserta. Dan sebagainya merupakan produk-produk inovatif dari sekolah maupun Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) yang lain.