MUHAMMADIYAH.OR.ID, MAKASSAR — Majelis Wakaf dan Kehartabendaan (MWK) Pimpinan Pusat Muhammadiyah menggelar Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) selama dua hari pada Jumat-Sabtu, 22-23 Juli 2022.
Bertempat di Aula Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, Sulawesi Selatan, gelaran ini disebut sebagai Rakornas terlengkap. Pasalnya, perwakilan dari 34 pimpinan wilayah se-Indonesia hadir langsung di Makassar.
Tema dalam Rakornas ini sendiri adalah “Optimalisasi Penggunaan Sistem Informasi Manajemen Aset Muhammadiyah (SIMAM) Dalam Pemanfaatan Aset Persyarikatan.”
Menurut Ketua Panitia, Dr Yulianto Syahyu, tema ini diangkat karena berkaitan dengan masalah pokok yang dihadapi MWK PP Muhammadiyah, yakni inventarisasi aset.
“Ini masalah pokok. Timbulnya banyak masalah hukum itu bersumber dari sembrononya inventarisasi aset di internal. Ini menjadi persoalan hukum yang harus dihadapi Muhammadiyah,” ungkapnya.
Karena itu dia berharap semua pimpinan wilayah yang hadir dapat bersinergi untuk menuntaskan persoalan ini di dalam Rakornas. 34 wilayah yang hadir menurutnya diwajibkan menuntaskan inventarisasi aset dan kerapian data.
“Mari kita bergandengan tangan, saling bersinergi mempertahankan hak kita. Sebab, mempertahankan hak itu adalah jihad,” kata Yulianto.
“Semoga dengan ini dan gencarnya sertifikasi, kita bisa menekan masalah hukum,” imbuhnya.
Menyambung Yulianto, Ketua MWK PP Muhammadiyah, Imran Alyas dalam sambutannya juga menegaskan bahwa forum Rakornas ini menjadi ajang konsolidasi untuk memastikan pendataan aset.
“Pesan saya, semoga tidak ada lagi diskusi masalah hukum. Seharusnya, kita sudah diskusi terkait bagaimana data-data itu diinput atau tentang teknis SIMAM itu sendiri,” ucap Imran.
SIMAM atau Sistem Manajemen Aset Muhammadiyah sendiri adalah sebuah program untuk mendata dan mendeteksi status aset yang ada di Muhammadiyah. Sejak 2019, program ini ini telah disosialisasikan untuk digunakan oleh Pimpinan Muhammadiyah dari tingkat pusat hingga daerah.
Sementara itu, Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulawesi Selatan, Prof Dr Ambo Asse menuturkan bahwa untuk wilayah Sulawesi Selatan telah memberi contoh yang baik dalam inventarisasi aset melalui SIMAM.
“Sulsel dulu dari 0 data, sekarang sudah di urutan ke 6 atau 7, kalau tidak salah. Ya kita berharap dalam Rakornas ini banyak melahirkan ide baru soal gerakan wakaf,” harapnya.
Ambo yang juga menjabat sebagai Rektor Unismuh Makassar ini juga berharap aset-aset Muhammadiyah dimaksimalkan dalam gerakan Persyarikatan.
“Dimaksimalkan dalam dakwah karena inti kita adalah gerakan. Jangan banyak usaha yang terbangun, tapi Persyarikatan malah tertinggal,” pungkasnya. (afn)