MUHAMMADIYAH.OR.ID, JAKARTA— Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) menyelenggarakan Rapat Koordinasi (Rakor) Penyelamatan Arsip Penanganan Covid-19. Rakor yang dihadiri sekitar 180 peserta dari 90 lembaga di Ruang Serbaguna Noerhadi Magetsari pada Selasa (26/07) ini merupakan tindak lanjut dari Surat Edaran (SE) Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Nomor 62 Tahun 2020 tentang Penyelamatan Arsip Penanganan Covid-19.
Sekretaris Muhammadiyah Command Covid-19 Center (MCCC) Arif Nur Kholis sebagai perwakilan dari Muhammadiyah diminta untuk menyampaikan langkah-langkah pengelolaan arsip yang bisa dilakukan sebagai bagian membangun ingatan kolektif bangsa.
Menurutnya, membangun ingatan kolektif bangsa terkait peristiwa bencana adalah salah satu upaya strategis dalam mengurangi risiko bencana. “Khususnya dalam upaya mengurangi kerentanan yg bersifat paradigmatik dg memandang keselamatan seseorang dlm sebuah kejadian bencana semacam undian nasib saja, tidak ada ruang ikhtiar untuk mengusahakan keselamatan maupun ruang kekurangtepatan pilihan perilaku yg mempertinggi peluang jatuhnya korban,” terang Arif.
Dengan pengelolaan arsip penanganan Covid-19 yang baik dan rapi, akan menjadi warisan yang sangat berguna di masa yang akan datang. Hal ini agar generasi mendatang tidak kesulitan dalam mendapatkan informasi-informasi, khususnya terkait pandemi. Karenanya, penyelamatan arsip bukan hanya menyelematkan kertas-kertas administratif, namun strategi preventif untuk mengatasi bencana serupa di masa depan.
“Penyelamatan arsip penanganan pandemi juga diharapkan tdk hanya kerja kerja pengumpulan dokumen saja, namun menjadi bagian dari penulisan ketangguhan kolektif bangsa, baik pemerintah maupun masyarakatnya, dalam melalui masa pandemi sebagai warisan ketangguhan yg diwariskan untuk generasi mendatang,” terangnya.
Muhammadiyah sampai detik ini masih konsisten dan komitmen jihad melawan pandemi Covid-19. Baik memfasilitasi vaksinasi Covid-19 maupun pelayanan rumah sakit. Hal ini sebagai bukti ketangguhan masyarakat sipil yang kelak akan menjadi sejarah. Bukti untuk sejarah bangsa bahwa masyarakat bisa melalui pandemi ini karena modal sosial yang kuat, melintas batas agama dan golongan, dan ikhtar bersama-sama menyudahi neraka pandemi.
“Muhammadiyah yg sampai hari ini sudah membantu dan memfasilitasi vaksinasi Covid-19 hingga lebih dari dua juta jiwa (dan masih terus dilakukan) menjadi salah satu contoh bentuk ketangguhan masyarakat sipil yang menjadi bagian dari keseluruhan sejarah penanganan covid-19 di Indonesia,” tegas Arif.