MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA—Ritual kurban sudah ada sejak peristiwa Habil dan Qabil. Pada zaman Yunani dan Mesir kuno, manusia dijadikan objek kurban yang diberikan kepada dewa-dewa. Pemahaman ini kemudian direkonstruksi oleh Nabi Ibrahim, dari kurban manusia menjadi binatang ternak. Nabi Muhammad membawa risalah Islam yang mengikuti role model agama etis Millah Ibrahim.
“Dengan ajarannya bahwa inti sifat Allah adalah rahmah (tauhid rahamutiyah), secara teologis Islam menjadi puncak agama-agama Ibrahimi,” ujar Wakil Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Hamim Ilyas dalam Seminar Nasional Fikih Kurban pada Sabtu (26/03).
Pensyariatan kurban dalam Islam sebagai bagian dari ajaran agama bidang ibadah. Dalam QS. al-Hajj ayat 34-37 dijelaskan status dan fungsi korban beserta semangat yang harus menyertainya. Nabi Muhammad melaksanakan kurban dengan menyembelih 2 ekor kambing: 1 untuk keluarganya (Bani Hasyim) dan 1 untuk umatnya.
Nabi Saw juga membolehkan sahabat melaksanakan kurban sapi dan unta dengan pembayaran harga secara patungan: sapi untuk 7 orang dan al-jazur (hewan yang disediakan untuk disembelih dan biasa dipahami dengan unta) untuk 10 orang.
Menurut Hamim, pelaksanaan kurban yang dilakukan Nabi Saw ini merupakan upaya demitologisasi. Awalnya di masyarakat Arab, daging kurban dijadikan sebagai sesajen. Dalam Islam, hakikat kurban adalah ketundukan kepada Allah yang mengungkapkan kehendak-Nya dalam 3 ayat (qauliyah, kauniyah, dan tarikhiyah) untuk membebaskan manusia dari kerugian dan kehidupan yang kotor.
Selain itu, Kurban memiliki makna fungsi pendidikan membentuk pribadi al-mukhbitin yaitu orang-orang yang bersungguh-sungguh dalam mengabdi kepada Allah sehingga rela mengorbankan harta, pikiran, tenaga dan nyawa.
“Karakter al-mukhbitin yang disebutkan dalam Al Quran adalah mereka yang hatinya bergetar ketika mendengar asma Allah disebut, tangguh menaklukkan tantangan dan menjalani ujian/kesulitan, dan penyebar perdamaian, kesejahteraan dan kebaikan,” terang dosen Studi Islam Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga ini.